Pengamat: Partai Gelora dan Demokrat Kasih Kode Tak Nyaman Parpol Lain Masuk KIM, Sikapi dengan Baik
Politik | 1 Mei 2024, 05:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Terpilih Prabowo Subianto diingatkan untuk memperhatikan kegusaran partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) terkait masuknya anggota baru.
Pengamat Politik dari Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, kegusaran Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan penolakan Partai Gelora terhadap PKS yang ingin dirangkul masuk ke KIM harus bisa disikapi dengan baik.
Menurut Adi, jika kegusaran anggota KIM tidak disikapi dengan baik, dikhawatirkan fokus Prabowo dalam menjalankan pemerintahan malah beralih untuk mendamaikan pendukungnya sendiri.
"Secara alamiah memasukkan orang baru, apalagi orang baru itu kompetitor saling bersaing dalam Pilpres pastinya mendapat penolakan," ujar Adi di program Kompas Petang KOMPAS TV, Selasa (30/4/2024).
Adi menjelaskan, pernyataan Partai Gelora yang menolak PKS merupakan wujud kegusaran, bahkan bisa dikategorikan sebagai perang terbuka Partai Gelora terhadap PKS.
Baca Juga: Soal Koalisi Prabowo-Gibran, Ketum Demokrat AHY: Jangan Sampai Terkesan Besar Tapi Keropos
Jika nantinya disatukan dalam satu koalisi pendukung pemerintah, maka akan sulit bagi Partai Gelora untuk berjalan beriringan di tubuh yang sama.
Selain Partai Gelora dan PKS, Partai Demokrat juga sudah menyuarakan agar merawat koalisi besar tidak mudah karena bisa rapuh di tengah jalan.
Menurut Adi, suara dari Partai Demokrat itu tidak terlepas dari luka hati sebelum Pilpres kala AHY tidak dipilih sebagai pendamping Anies Baswedan.
Saat itu Partai Demokrat masih tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan PKS.
Alhasil, dinamika politik membuat Demokrat pindah haluan mendukung Prabowo-Gibran.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV