Jejak dan Harapan Garuda Muda (I): dari Abdullah bin Khalifa Terkenang Olimpide 1956
Humaniora | 27 April 2024, 05:00 WIBBaca Juga: Erick Thohir: Target Timnas U23 Indonesia Selanjutnya adalah Final, Momentum Milik Kita
Namun bersama Pogacnik, Timnas berhasil menembus semifinal Asian Games 1954 di Manila. Empat tahun kemudian, kembali menembus semifinal dan meraih medali perunggu di Asian Games 1958 Tokyo. Medali perunggu di cabang sepak bola itu merupakan medali pertama Indonesia pada turnamen resmi internasional.
Timnas asuhan Pogacnik juga sukses di Merdeka Games 1961 yang digelar di Malaysia. Indonesia berhasil menggondol gelar juara menyisihkan para pesaing, seperti Singapura, Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan bahkan Korea Selatan. Gelar juara Merdeka Games 1961 itu pun diraih tanpa terkalahkan sepanjang turnamen.
Pagacnik menangani timnas hingga tahun 1964. Ia mundur setelah gagal mencapai target medali di ajang Asian Games 1962 yang digelar di Jakarta. Meski demikian, Pogacnik disebut-sebut sebagai bapak sepak bola modern Indonesia karena ia jadi orang pertama yang meletakkan dasar permainan sepak bola modern di Indonesia.
Mengutip Litbang Kompas, salah satu keberhasilan Pogacnik yang menjadi buah bibir sampai sekarang adalah tampil cemerlang di Olimpiade 1956 di Melbourne. Timnas Indonesia mengejutkan dunia dengan menahan imbang raksasa Uni Soviet dengan skor 0-0. Timnas Indonesia kala itu diperkuat antara lain, Maulwi Saelan, Endang Witarsa, Thio Him Tjiang, Ramlan, dan Rusli Ramang.
Sedangkan kubu lawan dihuni pemain kaliber dunia yang ternama semisal Lev Yashin, Igor Netto, Eduard Streltsov, dan Valentin Ivanov. Lev Yashin adalah penjaga gawang legendaris, bukan saja dikenal di negaranya sendiri, namun juga dalam sejarah sepak bola dunia. Bahkan Uni Soviet kala itu dikenal sebagai raksasa sepak bola dunia.
Namun, sejarah pun mencatat, Timnas Garuda kala itu berhasil menaham imbang dengan perjuangan yang mengagumkan. Apakah kemenangan Timnas di Stadion Abdullah bin Khalifa bisa berlanjut ke Paris? Semoga.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV