> >

Puncak Arus Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Catat Penumpang Angkutan Umum Tembus 1 Juta

Peristiwa | 6 April 2024, 23:20 WIB
Ilustrasi mudik Lebaran menggunakan angkutan umum. (Sumber: Kemenhub)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat bahwa pergerakan penumpang angkutan umum telah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

Data ini diperoleh dari Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/4/2024).

Posko tersebut memantau sejumlah titik pergerakan penumpang dan kendaraan, termasuk terminal, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, pelabuhan laut, stasiun, gerbang tol, serta ruas jalan arteri keluar masuk Jabodetabek. Pemantauan dilakukan di 11 titik pada tahun 2024, meningkat dari 9 titik pada tahun 2023.

Berdasarkan data sementara, total jumlah penumpang angkutan umum pada H-5 kemarin mencapai 1.009.031 orang. 

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 26,37% dibandingkan dengan tahun 2023 pada periode yang sama (798.466 orang) dan naik sebesar 101,5% dibandingkan pergerakan normal harian.

"Jumlah penumpang tertinggi pada H-5 kemarin terjadi di angkutan penyeberangan, yakni sebanyak 303.912 penumpang. Persentasenya mencapai 30,12% dari total jumlah penumpang angkutan umum di semua moda,” kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati di Jakarta, Sabtu (6/4/2024).

“Peningkatan jumlah penumpang terjadi di seluruh moda transportasi jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” tutur Adita.

Kemudian untuk angkutan pribadi, berdasarkan data pada H-5 kemarin, jumlah mobil yang keluar dan masuk Jabodetabek melalui jalan tol Jasamarga tercatat sebanyak 528.423 kendaraan dan 2.642.115 orang. 

Angka tersebut meningkat 1.014% dibandingkan dengan periode normal harian pada 2024, sedangkan dibandingkan dengan tahun 2023 terjadi penurunan sebesar 30,23% yakni sebesar 757.390 kendaraan dan 3.786.950 orang.

Dengan semakin meningkatnya kepadatan kendaraan, Kemenhub mengimbau masyarakat untuk berhati-hati di jalan karena ada potensi cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU