Tak Nyaman dengan Istilah Petugas Partai, Pengamat: Jangan Jadikan Prabowo Petugas Jokowi
Politik | 13 Maret 2024, 22:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik Yunarto Wijaya mengaku tidak nyaman dengan adanya istilah petugas partai, dan ingin konsistensi agar Prabowo Subianto jangan menjadi petugas Joko Widodo (Jokowi) setelah tak menjabat lagi.
Yunarto Wijaya menyampaikan hal itu dalam Program Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (13/3/2024) dengan tema “Masa Depan Jokowi Pimpin Golkar atau Koalisi Besar?”
Dalam kesempatan itu, awalnya ia menjawab pertanyaan apakah ada sinyal Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan berlabuh ke Partai Golkar.
Menurut Yunarto, ada dua kacamata yang digunakan untuk melihat demokrasi. Pertama, dari sisi demokrasi yang sesungguhnya dan kedua, demokrasi kultus.
Baca Juga: Bobby Nasution Jawab Rencana Maju di Pilgub Sumut
“Perbedaannya begini, kalau kita bicara dalam demokrasi kultus, kita akan menempatkan Indonesia atau partai-partai politik bagaimana kemudian ditempatkan supaya Jokowi bisa tetap memiliki posisi dan karier politik,” bebernya.
“Tapi, kalau kita bicara dalam demokrasi sesungguhnya, bagaimana kita menempatkan Jokowi dalam konteks sebagai mantan presiden supaya Indonesia lebih baik dengan pemerintahan yang baru.”
Dalam konteks demokrasi yang sesungguhnya, Yunarto mengulang pernyataan Jokowi yang mengatakan akan kembali sebagai masyarakat biasa dan kembali ke Solo.
“Saya pikir saya hanya mengulang pernyataan Pak Jokowi sendiri dalam sebuah wawancara resmi, dia akan kembali sebagai masyarakat biasa, dia akan kembali ke Solo.”
“Kenapa ini menjadi sangat penting dalam demokrasi? Ketika kita bicara keberlanjutan, apa pun istilahnya, Indonesia emas, Indonesia maju, berdaulat dan lain-lain, programnya yang kita lanjutkan, nilai-nilainya yang kita lanjutkan,” tambah Yunarto.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV