Begini Prediksi BMKG soal Penentuan Hilal Awal Ramadan 2024 di Indonesia
Peristiwa | 26 Februari 2024, 16:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan terkait tanda waktu dan posisi Bulan dan Matahari, menyampaikan pertimbangan ilmiah untuk penentuan awal Ramadan 2024.
Dikutip dari laman resminya, BMKG meramalkan mengenai kemungkinan munculnya Hilal untuk menetapkan awal Ramadan tahun 2024 atau Ramadan 1445 H.
Peristiwa yang disebut konjungsi geosentrik atau ijtima', terjadi ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari, dengan asumsi pengamat berada di pusat Bumi.
Konjungsi ini dijadwalkan akan terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 09.00.18 UT atau 16.00.18 WIB/17.00.18 WITA/18.00.18 WIT, ketika bujur ekliptika Matahari dan Bulan mencapai 350,280 derajat.
Secara astronomis, untuk yang menggunakan metode rukyat dalam menentukan awal Ramadan 1445 H, Hilal diharapkan terlihat setelah Matahari terbenam pada tanggal 10 Maret bagi wilayah yang konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam, dan tanggal 11 Maret 2024 untuk wilayah yang konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam.
Bagi yang memakai metode hisab, kriteria-kriteria hisab perlu diperhitungkan saat Matahari terbenam pada tanggal 10 dan 11 Maret 2024.
Selain Hilal dan Matahari, dalam perencanaan rukyat Hilal, BMKG juga menyoroti kemungkinan objek-objek astronomis lain yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan memiliki kecerlangan yang mirip dengan Hilal atau bahkan lebih cerah.
Objek-objek ini bisa berupa planet seperti Venus atau Merkurius, atau bintang yang terang seperti Sirius. Kehadiran objek-objek ini berpotensi membuat pengamat keliru mengidentifikasinya sebagai Hilal.
Baca Juga: 9 Amalan Menyambut Bulan Puasa Ramadan 2024, Doa hingga Perbanyak Membaca Al Quran
Pada 10 Maret 2024, Bulan terbenam lebih awal dari Matahari, sehingga tidak diperlukan data tambahan mengenai objek astronomis lainnya.
Namun, pada 11 Maret 2024, dari saat Matahari terbenam hingga Bulan terbenam, terdapat objek astronomis lainnya, yaitu Merkurius, yang posisinya memiliki jarak sudut kurang dari 5 derajat dari Bulan.
Koordinator Bidang Tanda Waktu BMKG Himawan Widiyanto menjelaskan, keterlihatan hilal pada Minggu (10/3/2024), bertepatan dengan 29 Syakban 1445 H, masih sangat kecil.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV