> >

Memasuki Masa Tenang dan jelang hari pemilihan, Begini Refleksi Pemilu 2024 Ketum PP Muhammadiyah

Rumah pemilu | 11 Februari 2024, 20:54 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Haedar Nashir mengajak semua pihak untuk merenungkan kembali langkah-langkah yang telah diambil memasuki masa tenang pemilu. (Sumber: ANTARA/HO-Muhammadiyah)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir membagikan refleksi jelang hari pemilihan Pemilu 2024.

Haedar Nashir mengajak semua pihak untuk merenungkan kembali langkah-langkah yang telah diambil memasuki masa tenang.

Haedar berharap Pemilu 2024 akan berlangsung baik, aman, damai, bersih, dan sesuai peraturan yang berlaku.

Ia mengingatkan bahwa segala penyimpangan pemilu dapat memancing keresahan dan ketidakpuasan publik yang tidak dikehendaki.

Haedar menekankan, pemilu seyogianya tidak dijadikan “pasar politik” dengan orientasi pemilihan berdasarkan kepentingan sesaat.

"Pemilu tidak berhenti pada perjuangan kekuasaan atau power struggle tentang siapa menang dan siapa kalah, apalagi bila kontestasi politik tersebut bersifat pragmatis dengan menggunakan segala cara yang bertentangan dengan agama, Pancasila, konstitusi, peraturan, dan etika bernegara,” kata Haedar dalam refleksi yang disiarkan TV Muhammadiyah (tvMu), Minggu (11/2/2024).

Baca Juga: TKN Sebut Film 'Dirty Vote' Bernada Fitnah: Ada Tendensi Keinginan untuk Mendegradasi Pemilu

Guru besar UMY bidang ilmu sosiologi itu pun menegaskan, pemilu harus mengikuti prinsip demokrasi, membebaskan rakyat memilih tanpa tekanan.

Haedar mengingatkan, para capres dan caleg perlu menghayati pemilu sebagai proyeksi visi kebangsaan sesuai tujuan nasional Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

"Pikiran para elite yang berkontestasi tidak boleh terjebak pada kesadaran kekuasaan untuk berkuasa semata, apalagi disertai sikap euforia dan serampangan seolah menjadi pemimpin negara Indonesia itu merupakan pekerjaan gampang dan ringan. Memimpin Indonesia sebagai negara dan bangsa yang besar sangatlah berat tanggung jawabnya,” kata Haedar.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU