Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Kota Solo Diprediksi akan Diguyur Hujan
Rumah pemilu | 9 Februari 2024, 09:30 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Calon presiden (capres) dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD direncanakan akan menggelar puncak kampanye di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/2/2024) besok. Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan bakal turun di Kota Solo pada hari tersebut.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri juga dijadwalkan menghadiri kampanye akbar terakhir bertajuk Hajatan Rakyat itu.
Juru Bicara Tim Kampanye Daerah (TKD) Ganjar-Mahfud Kota Solo, Her Suprabu, mengatakan, rencananya di putaran kampanye terakhir pihaknya akan membuat Hajatan Rakyat dengan mengundang lebih kurang 100.000 orang.
"Ini rangkaian terakhir. Kebetulan kemarin rencananya 29 Januari, karena terjadwal berbagai daerah dan Ganjar sudah sering di Solo. Kemudian kebetulan, dapat bagian terakhir di sini. Target kita, jam 10.00 WIB, sudah selesai karena sorenya Bu Megawati dan Ganjar-Mahfud ke Semarang," paparnya dikutip dari Kompas.com, Kamis.
Sementara itu, menurut laman resmi BMKG pada hari Sabtu (10/2) besok, sejumlah wilayah di Jawa Tengah, termasuk Solo dan Semarang akan diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan rendah.
Baca Juga: Ribuan Antrean Pelamar Kerja Padati Kantor Pos
Kemudian pada tanggal 13-15 Februari 2024, BMKG memperkirakan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah di Indnesia, yang bertepatan dengan periode pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2024.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, berdasarkan analisis cuaca tim BMKG, diperkirakan curah hujan tinggi pada periode tersebut berkisar antara 150 mm hingga 300 mm, bahkan mungkin lebih dari itu.
Hal ini disebabkan oleh kondisi atmosfer yang cukup signifikan, seperti penguatan angin Monsun Asia dan aktivitas gelombang ekuator rossby-kelvin.
Fenomena-fenomena ini berkontribusi pada pembentukan awan hujan, pola belokan angin, dan pertemuan angin di wilayah Indonesia. Guswanto menjelaskan bahwa kondisi cuaca seperti ini juga meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di daerah yang terkena dampak hujan intensitas tinggi.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, bmkg.go.id