Guru Besar UGM: Jokowi Mencla-mencle, Sebagai Seorang Kepala Negara Itu Sabdo Pandito Ratu
Rumah pemilu | 8 Februari 2024, 10:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencla mencle sebagai kepala negara.
“Mencla-mencle, sebagai seorang kepala negara itu sabdo pandito ratu, apalagi dia orang Solo,” ucap Koentjoro dalam dialog Satu Meja the Forum KOMPAS TV, Rabu (7/2/2024).
Maka itu, Koentjoro mengatakan, dalam Petisi Bulaksumur disampaikan ada tindakan yang menyimpang terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi.
“Kasus MK, cacat! Dan kasus MK itu sebenarnya mengajarkan pada kita bahwa hasil itu tidak pernah meninggalkan proses,” ujar Koentjoro.
Baca Juga: Jawaban Gibran saat Jokowi Dikritik Kalangan Akademisi: Kami Tampung dan Evaluasi
Bukan hanya itu, Koentjoro juga mengkritisi pembenaran-pembenaran hingga kebohongan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
“Jadi intinya banyak kebohongan-kebohongan yang dilakukan atas nama bansos, atas nama yang namanya kampanye, tidak boleh kampanye, atas nama tidak boleh berpihak, tetapi semuanya itu dilanggar,” kata Koentjoro.
“Karena itu apa, kita dengan cinta kasih kita sebagai orang UGM, karena semuanya kan orang UGM di situ, karena itu jangan sampai nama baik UGM itu hancur, karena itu apa, kita ingatkan.”
Koentjoro lebih lanjut mengaku merasa sakit dengan pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, karena menyebut sikap sivitas akademika partisan.
“Bahkan yang menurut saya sakit itu adalah kita dikatakan partisan, berpihak, kita berpihak pada siapa? Wong di 01 itu ada Anies dan Muhaimin, itu UGM, kemudian di nomor 3 ada Ganjar-Mahfud itu UGM, lalu di 02 ada representasi Gibran, anaknya Jokowi, tapi ada juga di situ tokoh partainya, Airlangga Hartarto,” paparnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV