Polemik Bayar Kuliah Pakai Pinjol di ITB, Ini Hasil Pertemuan Mahasiswa dengan Rektorat
Peristiwa | 31 Januari 2024, 10:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Yogi Saputra menyampaikan hasil pertemuan dengan pihak Rektor ITB Reini Wirahadikusumah yang digelar kemarin Selasa (30/1/2024) terkait dengan skema pembayaran uang kuliah dengan pinjaman online (pinjol).
Sebelumnya, mahasiswa juga menggelar aksi terkait dengan polemik bayar UKT pakai pinjol di depan gedung rektorat, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).
Yogi mengatakan, mahasiswa membawa empat tuntutan. Pertama, pemaksimalan sumber beasiswa dan skema keringanan dan cicilan UKT. Kedua, penyelenggaraan kebijakan yang transparan dan berkeadilan.
Baca Juga: Ratusan Mahasiswa ITB Demo di Gedung Rektorat, Tolak Bayar Kuliah dengan Pinjol!
Ketiga, penghapusan opsi penyelenggaraan dana berupa pinjaman online. Keempat, penjaminan seluruh mahasiswa ITB untuk mengisi FRS (Formulir Rencana Studi) dan mendownload KSM (Kartu Studi Mahasiswa).
“Berdasarkan pertemuan kami dengan Ibu Rektor, sebenarnya dapat dikatakan dari Ibu Rektor belum dapat memenuhi tuntutan mahasiswa,” kata Yogi dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (31/1/2024).
Namun demikian, ratusan mahasiswa yang sebelumnya terancam tak dapat kuliah karena memiliki tunggakan uang kuliah tunggal (UTK), sudah dapat dijamin untuk dapat kuliah.
Sayangnya, kata Yogi, hanya mahasiswa jalur reguler yang dapat dijamin keberlangsungan kuliahnya. Sementara, mahasiswa jalur mandiri dan kelas internasional masih belum diketahui nasibnya.
“Ada 300 mahasiswa yang terancam tidak bisa kuliah karena masih memiliki tunggakan akibat UKT yang tidak berkeadilan, itu dari ITB setelah kami bernegosiasi, bersedia menjamin keberlangsungan kuliah teman-teman kami sebanyak 182 mahasiswa yang jalur reguler,” kata Yogi.
“Namun, ada 140 lainnya dari mandiri dan kelas internasional, sampai kemarin ITB belum memberikan jaminan, dengan pertimbangan mereka dianggap lebih memiliki kapasitas ekonomi,” ujarnya.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV