Pengamat: Mundur dari PDIP adalah Pilihan Sulit Maruarar Usai 4 Tahun Tidak Dirangkul Partai
Politik | 16 Januari 2024, 13:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Mengajukan permohonan untuk mundur dari PDI Perjuangan (PDI-P) disebut menjadi pilihan sulit bagi Maruarar Sirait. Setelah Maruarar menunggu untuk dirangkul oleh PDI Perjuangan selama 4 tahun lebih.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Politik Ray Rangkuti kepada KompasTV, Selasa (16/1/2024).
“Pilihan sulit bagi Ara (Maruarar Sirait). Tapi sepertinya sudah di ujungnya. Beliau sudah menanti untuk dirangkul lagi oleh PDI-P lebih dari 4 tahun. Tapi tidak ada respon. Ara masih muda, punya banyak pengalaman politik, dan jaringan luas,” ucap Ray.
Dalam cermat Ray, Ara diujung eksistensinya di PDI Perjuangan masih sempat menunjukkan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.
Namun, dukungan yang diberikan Ara tidak juga mendapatkan respons positif dari PDI-P.
Baca Juga: Pakar Hukum Tata Negara Khawatirkan Realitas Politik Pemakzulan: Bisa Rusak Pemilu, Itu Lebih Bahaya
“Terakhir, Ara masih menunjukan dukungannya terhadap Ganjar. Tapi juga tidak mendapat respon positif dari PDI-P. Jadi pilihan pergi itu, nampaknya, pilihan sulit tapi harus dilakukan,” ujar Ray.
Ray lebih lanjut mengkritisi pernyataan Ara yang mengatakan keluar dari PDI Perjuangan karena mengikuti langkah Presiden Jokowi. Bagi Ray, pernyataan Ara keliru karena justru menghadap-hadapkan PDI Perjuangan dengan Jokowi.
“Pernyataan ikut Jokowi itu merupakan kekeliruan. Itu seperti menyatakan sikap berhadap-hadapan dengan PDIP. Dan sekaligus membentuk gerbong Jokowi vs PDIP,” kata Ray.
“Jalan Jokowi paling hebat sampai 2029. Setelah itu akan memudar. Tinggal PDIP yang terus bergerak. Tanpa Jokowi, tanpa kisah suksesnya, selain dinasti. Jika dikaitkan dengan ini, kemungkinan Ara akan berlabuh di Gerindra, sesudah dari PDI-P.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV