Alasan Prabowo Tak Jabat Tangan Anies Usai Debat: Dia Enggak Datang ke Saya
Rumah pemilu | 7 Januari 2024, 23:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Calon presiden (capres) RI nomor urut 2 Prabowo Subianto menjelaskan alasannya tidak berjabat tangan dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan seusai debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Prabowo mengatakan Anies tidak mendatangi dirinya untuk mengajak bersalaman, padahal dirinya lebih tua daripada Anies.
“Dia nggak datang ke saya. Saya lebih tua dari dia, saya lebih senior dari dia,” kata Prabowo dalam konferensi pers seusai debat.
Sebelumnya, setelah pernyataan penutup, Prabowo terlihat berjabat tangan dengan Ganjar, tetapi kemudian berjalan menjauh dan tidak melakukan hal sama pada Anies.
Dalam konferensi pers tersebut, Prabowo juga menyampaikan beberapa hal, termasuk menyatakan kekecewaannya terhadap narasi yang disampaikan dua kandidat lain.
“Tadi, boleh saya komentar sedikit, saya agak kecewa dengan kualitas, terutama narasi yang diampaikan oleh paslon-paslon yang lain.”
“Menurut saya, pertama, mereka datanya banyak yang salah, keliru. Kedua, masalah pertahanan ini mau dipakai sebagai bahan mencari poin politik, yang menurut saya untuk negarawan tidak boleh,” kata Prabowo.
Baca Juga: Debat Ketiga Pilpres 2024 Selesai, Bagaimana Kondisi Antara Capres di Lokasi?
Pertahanan, lanjut Prabowo, merupakan sesuatu yang sakral, dan sangat lucu jika ada calon pemimpin yang mengatakan bahwa tidak boleh ada rahasia dalam sektor pertahanan.
“Kalau tidak salah tadi ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak ada rahasia, saya kira sangat lucu, sangat tidak pantas bagi seorang pemimpin. Justru masalah pertahanan, keamanan itu sarat dengan hal-hal rahasia.”
Prabowo juga mennyebut bahwa paslon nomor urut 1 aneh, karena partai politik pengusungnya, yakni PKB, NasDem, dan PKS ada di Komisi I DPR RI, demikian pula dengan PDIP dan PPP.
“Jadi semua masalah anggaran pertahanan dibahas di Komisi I DPR, diawasi, diperiksa bolak balik, dan disetujui. Jadi mereka setujui, jadi aneh, jadi saya kira ini adalah teknik-teknik politik ingin mencari angka.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV