> >

Berita Kompas 1971: Penjualan Pil Mandrax Menyasar Anak Muda Pecandu Morphin, Dikoordinir Dokter

Humaniora | 2 Januari 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi narkoba pil dan suntik (Sumber: Tribunnews.com-)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penjualan narkoba dan zat berbahaya sudah berlangsung sejak lama di Jakarta. Harian Kompas tahun 1971 mengabarkan jaringan penjualan pil MX (Mandrax), sejenis obat penenang. Obat ini telah diketahui dan lazim beredar di kalangan anak-anak muda yang berkelompok di Jalan Sabang dan di Pasar Baru. 

Dalam laporannya yang masih menggunakan ejaan lama, Kompas mengutip narasumber, menerangkan dua kelompok itu dikoordinir oleh seorang dokter muda, Dr. N yang berpraktek dijalan R. "Dokter N ini memberikan resep-resep khusus untuk memperoleh obat (tablet) Mandrax disalah satu apotik dijalan M. Jatinegara," demikian Kompas memberitakan pada 13 November 1971.

Diberitakan, setiap Jumat sore, biasanya dua orang yang masing-masing mewakili kedua kelompok itu mendatangi rumah Dr N untuk mengambil resep khusus. Kemudian dengan selembar resep itu, mereka membeli obat (tablet) warna putih dengan garis tengah dan kode “MX” dalam jumlah antara 25 sampai 50 butir dengan harga resmi Rp 38 setiap tabletnya.

Baca Juga: Kapolda Lampung Minta Maaf karena Belum Bisa Tangkap Kembali 4 Napi Narkoba yang Kabur

Setelah memperoleh pil-pil yang berbahaya itu, mereka langsung berkumpul di salah satu restoran di Jalan Sabang beberapa puluh meter dari Jl. Kebon Sirih, untuk membagi-bagi pil secara rata.

Kemudian sekelompok pemuda yang sudah terlatih menjual tablet-tablet mandrax berangkat ke daerah Pintu Besi, Pecenongan dan Tanah Abang Barat, tempat-tempat penjualan “bebas”.

Di tempat itu biasanya sudah menunggu sejumlah pemuda­ pembeli. Mereka tampak pucat, lemah, loyo dan sepanjang kiri kanan tanganya nampak bintik-bintik hitam bekas suntikan morphin.

Tablet mandrax berkode “MX” itu dijual dengan harga rata-rata antara Rp 400 sampai Rp 500 per butir. Adapun langganan para pembeli mandrax itu umumnya adalah para pecandu morphin.

Berhubung ketatnya operasi polisi terhadap jaringan penjualan morphin, maka anak-anak muda itu banyak yang beralih ke mandrax. “Harganya tidak jauh berbeda dan reaksinya sama saja mas,” demikian salah seorang pecandu mandrax menyatakan.

Baca Juga: Dalam 4 Bulan Satgas P3GN Polri Sita 1,8 Ton dan Jutaan Butir Narkoba dari 11 Kasus

Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU