Waspada Potensi Angin Kencang dan Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah, BMKG Singgung Dinamika Atmosfer
Peristiwa | 26 November 2023, 10:41 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan lebat dan angin kencang pada Minggu (26/11/2023).
BMKG juga menyebut hujan lebat dapat terjadi di 33 provinsi.
Ke-33 provinsi itu di antaranya adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung. Kemudian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem: Hujan Lebat di 33 Wilayah pada 25-27 November 2023, Ada 5 Pemicu
Hujan lebat juga dapat terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara itu, wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang di antaranya Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
BMKG menyoroti sejumlah fenomena atmosfer yang berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Fenomena-fenomena tersebut antara lain sebagai berikut.
- Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan diprediksikan dapat terus aktif di sekitar wilayah Indonesia hingga periode Dasarian I Desember 2023 dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
- Fenomena skala regional lainnya adalah gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023.
- Penguatan monsun Asia, terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam).
- Munculnya Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin. Bibit Siklon Tropis 99W tersebut memiliki kecepatan angin maksimum hingga 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa dengan pergerakan sistem ke arah Barat.
- Anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Baca Juga: Faktor Cuaca Diduga Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat Tempur Super Tucano, Begini Penjelasan Kadispenau
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV