> >

Pengamat Politik Sebut Agenda Jamuan Jokowi dan 3 Bakal Capres Hanya Sinyal Netral di Depan Panggung

Rumah pemilu | 30 Oktober 2023, 22:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan siang bersama tiga bacapres di Istana Merdeka, Senin (30/10/2023). (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Pengamat politik Adi Prayitno menyebut agenda jamuan makan siang Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (30/10/2023) hanya sinyal netralitas di depan panggung.

Menurut Adi, pertemuan Presiden Jokowi dengan tiga bakal calon presiden (bacapres) yang maju di pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024 siang ini mengisyaratkan dua pesan.

Pertama, Adi menilai, Jokowi ingin menunjukkan bahwa persaingan politik adalah hal biasa.

"Betul memang pesan politiknya untuk menunjukkan supaya siapapun nantinya yang akan jadi Presiden, sekeras apapun persaingan politik, maknai politik itu biasa-biasa saja," kata Adi di Program Kompas Petang, Kompas TV, Senin (30/10/2023).

Kedua, menurut Adi, Jokowi ingin memberikan sinyal politik bahwa dirinya tidak cawe-cawe atau condong ke salah satu pasangan bakal capres-cawapres.

"Ini panggung depan, tapi di panggung belakang, publik juga tahu bahwa Pak Jokowi nggak mungkin berdiri di semua capres yang ada," tegas Direktur Eksekutif Parameter Politik ini.

"Karena secara definitif Gibran Rakabuming Raka, yang jelas bersandingan dengan Prabowo Subianto pastinya dianggap sebagai restu, doa politik Jokowi ke Prabowo Subianto," imbuhnya.

Baca Juga: Wakil Presiden Maruf Amin Disebut Agendakan Jamuan Makan dengan Tiga Bakal Cawapres

Ia pun meyakini bahwa Presiden Jokowi sudah memiliki pilihan atau preferensi politik dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Jadi dalam konteks ini sebenarnya tak perlu lagi ada yang ditutup-tutupi, secara alamiah, secara personal, pastinya Jokowi itu sudah punya preferensi politik di 2024," terangnya.

Bahkan, menurut Adi, Jokowi tak mungkin mendukung bacapres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo maupun bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.

"Nggak mungkin Pak Jokowi itu mendukung Ganjar Pranowo, teman-teman PDIP kan sudah menyatakan, merasa ditinggalkan," tegasnya.

"Termasuk juga kita tahu, Pak Anies itu nggak mungkin didukung oleh Pak Jokowi, karena dianggap sebagai antitesa," sambungnya.

Baca Juga: Surya Paloh Tanggapi Pertemuan Presiden Jokowi dengan 3 Bakal Capres: Bagus, NasDem Telah Ingatkan

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU