Ketua MPP PPP Romahurmuziy Sebut Jokowi Politisi Terulung setelah Reformasi
Politik | 24 Oktober 2023, 10:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy sebut Presiden Joko Widodo sebagai politisi ulung.
Karena membebaskan anak dan menantunya untuk berbeda sikap politik di Pilpres 2024.
Pernyataan itu disampaikan Romahurmuziy dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Selasa (24/10/2023).
“Kita berhadapan dengan seorang politisi ulung, Pak Jokowi saya kira salah satu politisi terulung setelah reformasi, ini yang memang sangat menarik, sangat ulung, coba bayangkan, Mas Bobby, menantu beliau itu sampai dengan beberapa hari yang lalu masih mengatakan, wah saya dukung kakak saya dong, nanti saya nggak bisa pulang ke Solo. Tiba-tiba 2-3 hari yang lalu, Mas Bobby mengatakan, saya tetap loyal kepada partai saya, PDI Perjuangan,” ucap Romahurmuziy.
“Artinya Pak Jokowi itu betul-betul membagi, bisa dikatakanlah sempurna, tinggal Mas Kaesang saja ini bersama partainya akan ke siapa, karena kan sudah datang ke Mbak Puan, sudah datang ke Pak Prabowo,” katanya.
Baca Juga: Pengamat: Jokowi Secara Politik dan Kepentingan Sudah Tidak Bersama PDIP
Di samping itu, Romahurmuziy menuturkan, Jokowi juga masih tercatat sebagai Anggota PDI Perjuangan kendati putranya menjadi bakal cawapres untuk Prabowo.
“Kita tentu menghargai bahwa Pak Jokowi sampai hari ini masih tercatat sebagai anggota PDI Perjuangan dan tentunya saya tidak bisa dan tidak berani menyimpulkan ke mana dukungan Pak Jokowi. Karena yang tampak dari statement beliau setelah kemarin upacara hari santri tanggal 22 di Surabaya beliau menyatakan dukung semua,” kata Romahurmuziy.
“Karenanya, kita tentu berasumsi bahwa pendapat beliau itu benar. Meskipun ketika kita berbicara eksistensi atau kehadiran beliau atau simbol-simbol beliau itu tidak kemudian hadir di semua pasangan,” tuturnya.
Baca Juga: Yusril Siap Bantu Prabowo-Gibran di Bidang Hukum: Sekarang Tugas Saya Membantu Putra Pak Jokowi
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV