SMRC: Massa NU Lebih Melihat Sosok Capres Ketimbang Cawapres, Dominan ke Ganjar dan Prabowo
Rumah pemilu | 19 Oktober 2023, 10:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Massa Nahdlatul Ulama (NU) disebut lebih dominan memilih Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, meski Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar. Sebab massa NU lebih melihat kepada sosok capres ketimbang cawapres dalam menentukan pilihan.
Demikian Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad dalam BreakingNews KOMPAS TV, Kamis (19/10/2023).
“Sejauh ini kalau kita lihat survei pasca-deklarasi ya, terutama di Jawa Timur kita melihat massa NU sekarang ini masih lebih dominan ke Ganjar dan Prabowo Subianto dan terakhir Anies Baswedan,” ucap Saidiman.
“Alasannya mungkin adalah ada beberapa penjelasan yang bisa melihat fenomena, yang pertama ini secara konsisten sebenarnya mengkonfirmasi hasil survei-survei kami sebelum yang melihat bahwa publik itu termasuk massa NU itu lebih melihat pada sosok capres dibanding cawapres, yang lebih dinilai capresnya.”
Baca Juga: SMRC: Jawa Timur akan Jadi Wilayah Pertarungan Sengit di Pilpres 2024
Bukan hanya pada pilpres kali ini, Saidiman mengatakan situasi tersebut bahkan terjadi saat Joko Widodo maju sebagai calon presiden.
“Bukan kali ini saja, sebelumnya di dua pemilu sebelumnya, massa NU lebih condong dari Pak Joko Widodo, ada persepsi bahwa pelanjut dari Pak Joko Widodo ini ada Pak Ganjar pranowo, sama-sama dari satu partai misalnya,” ujar Saidiman.
Saidiman menuturkan, di pilpres basis suara dari Nahdiyin atau Nahdlatul Ulama terbilang sangat besar. Dikalkulasi secara nasional ada 20 persen warga Nahdiyin dari total rakyat Indonesia yang punya hak pilih di Pilpres 2024.
“Nahdiyin ini kalau secara nasional kan kita ada 20-an persen orang yang merasa sebagai anggota aktif maupun anggota tidak aktif, anggota ini artinya terikat secara organisasi. Kalau kita totalkan mungkin lebih dari 40 juta,” ujar Saidiman.
Baca Juga: SMRC: Belum Ada Efek Positif Bagi Anies Usai Deklarasikan Cak Imin sebagai Bakal Cawapres
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV