Di Depan SBY Prabowo Nilai AHY Berdasarkan Insting: Ini Aset Bangsa Kader Pemimpin Masa Depan
Politik | 22 September 2023, 16:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai Ketua Umum Partai Demokrat merupakan aset bangsa dan calon pemimpin di masa depan.
Hal itu diungkap Prabowo saat pidato di Rapimnas Partai Demokrat sekaligus deklarasi dukungan di JCC, Kamis malam (21/9/2023).
Prabowo menyatakan saat bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang di Pacitan, Jawa Timur, dirinya punya penilaian sendiri terhadap AHY. Menurutnya AHY merupakan aset pemimpin Indonesia di masa depan.
"Saya sampaikan Pak SBY saudara Agus Harimurti memang adalah putra bapak, tapi bagi saya saudara AHY adalah aset bangsa Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo menambahkan penilaian didasari insting seorang komandan dalam melihat prajurit yang punya kapasitas. Bagi Prabowo AHY merupakan kader pemimpin masa depan.
Baca Juga: Tanggapan AHY Disebut Prabowo Sebagai Aset Bangsa saat Ketemu SBY di Pacitan
"Kalau di kalangan Partai Gerindra tahu sering ucapan ketua umum-nya itu terjadi," ujar Prabowo.
Lebih lanjut Prabowo mengapresiasi dukungan yang diberikan Partai Demokrat. Ia menilai masuknya Partai Demokrat di Koalisi Indonesia Maju (KIM) merupakan kekuatan besar dalam mengadapi Pilpres 2024.
Terlebih di Partai Demokrat ada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga ketua majelis tinggi partai.
SBY dan Partai Demokrat yang mimpin Indonesia selama 10 tahun telah berhasil membawa Indonesia melewati masa kritis.
Di kepemimpinan SBY konflik di Aceh yang terjadi puluhan tahun dan mengganggu stabilitas negara dapat teratasi dengan jalan damai. SBY juga membangun kembali semangat warga Aceh yang tertimpa bencana tsunami.
Baca Juga: Ini Jawaban Prabowo Saat Ditanya Kemungkinan SBY Jadi Ketua Tim Pemenangan
SBY telah menurunkan rasio utang terhadap PDB dari di atas 50 persen menjadi 30 persen. Pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan SBY di kisaran 5 persen sehingga Indonesia masuk G20.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV