LSI Sebut Ada Potensi 13 Persen Suara Prabowo dari Warga NU Beralih ke Anies-Muhaimin
Politik | 7 September 2023, 23:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Deklarasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan berpotensi memecah suara Prabowo Subianto dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menjelaskan peluang hilangnya suara warga NU di Prabowo setelah Muhaimin menjadi bakal Cawapres Anies yakni sebesar 13 persen.
Hitung-hitungannya data 2004 hingga saat ini orang yang merasa bagian dari NU berada di angka 50 persen lebih.
Di antara 50 persen itu ada sekitar 13 persen yang menganggap dirinya anggota aktif dari NU dan kebanyakan menjadi kader atau anggota PKB.
Sedangkan untuk pilihan presiden anggota aktif NU ini masih terbatas kepada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, belum ke Anies Baswedan.
Baca Juga: Anies dan Ganjar Mulai berebut Suara Nahdlatul Ulama?
Dengan pindahnya Muhaimin Iskandar sebagai bakal Cawapres Anies, ada potensi 13 persen anggota aktif NU bisa dibawa Muhaimin untuk mendukung Anies dan meninggalkan Prabowo.
"Ini hitung-hitungan di atas kertasnya paling tidak yang 13 anggota aktif, bisa dibawa Cak Imin (Muhaimin) tapi ini tentu saja masih menjadi potensi, belum tentu bisa terjadi," ujar Djayadi di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (7/9/2023).
Lebih lanjut Djayadi menjelaskan Prabowo perlu memiliki strategi jitu untuk mengantisipasi adanya suara warga NU yang dibawa Muhaimin ke Anies.
Belakangan kedatangan Yenny Wahid ke kediaman Prabowo bisa menjadi langkah awal guna mempertahankan suara warga Nahdliyin di Prabowo.
Menurut Djayadi meski Yenny Wahid dan keluarga Gus Dur ke depannya mendukung Prabowo, bakal Capres dari Koalisi Indonesia Maju ini belum sepenuhnya mendapat suara dari warga NU.
Baca Juga: Yenny Wahid Ungkap Warga NU Sudah Punya Sosok Presiden Pilihannya
Secara kualitatif Yenny Wahid hanya membawa gerbong Nahdliyin dari pengikut Gus Dur, sedangkan warga NU di Indonesia jumlahnya lebih dari 95 juta.
"Yenny Wahid adalah salah satu tokoh di NU dan cukup besar di Jawa Timur. Adanya Yenny Wahid bertemu Prabowo itu untuk mengantisipasi kemungkinan para pemilih Nahdliyin itu pilihannya tidak hanya Anies-Muhaimin tetapi tetap bersama Prabowo," ujarnya.
"Dalam prespektif Prabowo memang penting dilakukan. Kalau misalnya perginya Muhaimin ke Anies membawa sebagian pendukung Prabowo di kalangan Nahdliyin bisa menggerus suara Prabowo juga. Tapi ini masih hitung-hitungan di atas kertas," pungakas Djayadi.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV