> >

Pengamat: PKS Lebih Beruntung jika Keluar dari Koalisi Perubahan, Bikin Poros Baru dengan Demokrat

Politik | 7 September 2023, 20:49 WIB
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dalam konferensi pers, Sabtu (2/9/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP PKS dinilai bisa lebih memiliki keuntungan jika keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan membangun koalisi sendiri.

Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai, jika PKS masih bersama Koalisi Perubahan maka partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu ini akan berbagi suara dengan Partai Nasdem. 

Menurut Pengamat Politik ini, PKS memang partai yang paling dekat dengan Anies Baswedan karena pernah mendukung Anies di Pilkada DKI Jakarta. 

Namun saat Partai Nasdem sudah mendeklarasikan Anies, partai pimpinan Surya Paloh itu akan mendapat coat tail effect atau efek ekor jas. Sedangkan PKS hanya mendapat separuh suara dari pendukung Anies. 

Di sisi lain, masuknya PKB di Koalisi Perubahan juga tidak membuat PKS leluasa untuk bergerak, lantaran partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu berbeda idiologi politik dengan PKS.

Baca Juga: Tanpa PKS, PKB dan Nasdem Rapatkan Barisan Bahas Tim Penenangan Anies-Muhaimin

"Dari dulu itu PKS dan PKB susah ketemu, mulai dari prinsip hingga mazhab politiknya PKS dan PKB itu tidak ketemu. Basis konstituen PKS dan PKB itu saling berhadap-hadapan bahkan saling bermusuhan," ujar Adi di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (7/9/2023).

Lebih lanjut Adi menilai, jika PKS keluar Koalisi Perubahan, PKS memiliki kader yang bisa diajukan sebagai cawapres.

PKS bisa bergabung dengan Partai Golkar untuk membentuk poros baru, atau dengan Partai Demokrat.

Kader PKS yang bisa menjadi pertimbangan untuk menjadi Cawapres, yakni kader senior Hidayat Nur Wahid. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU