Jejak Budiman Sudjatmiko: Tahanan Orde Baru, Gabung PDIP, Dipecat karena Dukung Prabowo
Peristiwa | 25 Agustus 2023, 12:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Budiman Sudjatmiko dipecat sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Kamis (24/8/2023). Surat pemecatan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P telah diterima Budiman.
Surat pemecatan ini ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Sebagaimana dilaporkan, Budiman dianggap tidak mengikuti instruksi Megawati Soekarnoputri. Megawati sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden yang diusung PDI-P.
Namun, Budiman lebih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar. Ia kemudian diberikan opsi oleh PDI-P, dipecat atau mengundurkan diri.
Baca Juga: Ini 4 Poin Keputusan DPP PDIP Pecat Budiman Sudjatmiko dari Keanggotaan, Ada Peluang Kembali
Jejak Langkah Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu aktivis penentang Orde Baru, yang menentang kepemimpinan Presiden Soeharto pada era 1990an.
Lahir pada tanggal 10 Maret 1970 di Cilacap, Jawa Tengah, Budiman sempat menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Namun, aktivisme yang menggebu-gebu membuat studinya terpaksa harus ditinggalkan.
Budiman merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD), yang lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik pada tahun 1994.
Perjalanan aktivisme Budiman tidak berjalan mulus. Pada tanggal 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Menteng, Jakarta Pusat.
Baca Juga: PDIP Resmi Pecat Budiman Sudjatmiko Buntut Deklarasi Dukung Prabowo Capres, Surat Diterima sang Anak
Peristiwa tersebut dikenal sebagai peristiwa Kudatuli yang menyebabkan beberapa orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Budiman dituduh sebagai dalang kerusuhan itu. Dia pun diadili dan dihukum 13 tahun penjara pada masa Orde Baru.
Meski merasakan dinginnya penjara, Budiman merasa bahwa menjadi tahanan adalah "penyelamatan" baginya.
Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV