> >

Presiden Jokowi: Kaya SDA Tidak Cukup, karena akan Membuat Kita Jadi Bangsa Pemalas

Politik | 16 Agustus 2023, 12:08 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR/DPD RI tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2023). (Sumber: Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan masyarakat Indonesia tak boleh terlena dengan memiliki negeri yang mempunyai kekayaan Sumber Daya Alam (SDA). 

Hal itu disampaikan Jokowi di Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2023 di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (16/8/2023).

"Tapi kaya SDA saja tidak cukup, jadi pemilik saja tidak cukup karena itu akan membuat kita menjadi bangsa pemalas yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya. Tanpa ada nilai tambah, tanpa ada keberlanjutan," kata Jokowi. 

Baca Juga: Jokowi Respons Kritik "Jalan Tol Tak Bisa Dimakan", Ini Contoh Habiskan Energi Tidak Produktif

Ia menegaskan Indonesia harus bisa menjadi bangsa yang bisa mengolah sumber dayanya sendiri. 

"Saya ingin tegaskan Indonesia tidak boleh seperti itu. Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah dan menyejahterakan rakyatnya. Dan ini bisa kita lakukan melalui hilirisasi," ujarnya, dipantau dari program Breaking News KompasTV.

Kepala Negara menjelaskan, hilirisasi yang dilakukan adalah yang melakukan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.

Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian untuk menghutankan kembali lahan pasca tambang.

"Hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang tidak hanya pada komoditas mineral. Tapi juga non mineral seperti sawit rumput laut kelapa dan komoditas potensial lainnya yang mengoptimalkan kandungan lokal dan yang bermitra dengan UMKM petani dan nelayan sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Pria yang pernah menjadi Walikota Solo tersebut menambahkan, upaya ini harus terus dilanjutkan. Meski hal itu pahit bagi pengekspor bahan mentah dan juga pahit bagi pendapatan negara jangka pendek. 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU