Setelah Disamakan dengan Robot, Rocky Gerung Sebut Moeldoko seperti Relawan
Peristiwa | 4 Agustus 2023, 19:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menanggapi penilaian Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang menyebutnya seperti sebuah robot.
Dalam pernyataannya Moeldoko mengatakan, Rocky hanya sebuah robot yang memilki kecerdasan namun tidak memiliki hati nurani. Penilaian Moeldoko ini terkait kritik tajam Rocky terhadap Presiden Jokowi yang sudah menyerang kehormatan Jokowi sebagai Kepala Negara.
Moeldoko juga siap pasang badan untuk membela kehormatan Presiden Jokowi.
Menanggapi penilaian Moeldoko itu, Rocky sangat menyayangkan pernyataaan 'pasang badan' keluar dari kepala staf kepresidenan yang merupakan pejabat publik.
Sebagai pejabat publik tidak seharusnya Moeldoko mengeluarkan pernyataan tersebut. Rocky menilai kemungkinan pernyataan tersebut karena kedekatan Moeldoko kepada Jokowi.
Baca Juga: Moeldoko Sebut Rocky Gerung bak Robot, Punya Kecerdasan tapi Tak Punya Hati
Namun dalam posisinya sebagai KSP, setiap kritik yang dilontarkan, termasuk kritik keras Rocky Gerung bisa ditanggapi dengan dingin, dan menyelesaikannya secara argumen atau secara hukum.
Rocky menilai pernyataan pasang badan Moeldoko sama seperti seorang relawan karena rasa cintanya kepada Presiden Jokowi. Sebab, bahasa pasang badan tidak ada dalam bahasa dasar pejabat publik.
"Relawan pasti pasang badan karena kecintaan personalnya, kan Moeldoko pejabat publik, masa sama pasang badan juga. Jadi istilah itu istilah kalau saya bilang tidak tepat, memang tidak tepat," ujarnya.
Lebih lanjut Rocky menjelaskan dalam memberikan kritik dirinya sudah memilih diksi yang tepat bahkan dianggap sebagai pernyataan kasar kepada Presiden Jokowi.
Pemilihan kata tersebut bukan diarahkan kepada pribadi Jokowi melainkan kepada lembaga publik yaitu kabinet yang di dalamnya ada Moeldoko.
Baca Juga: Rocky Gerung Jawab Moeldoko: Kayak Preman Pakai Bahasa Pasang Badan
Di sisi lain pemilihan bahasa yang keras dalam menyampaikan kritik bertujuan supaya pemerintah bisa mengerti. Sebab sudah berkali-kali pemerintah mendapat kritik, namun berlalu begitu saja.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV