10 Quotes Cinta Penyair Suriah Nizar Qabbani, Bisa Jadi Status WhatsApp Keren
Humaniora | 1 Agustus 2023, 07:05 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Nizar Qabbani adalah sastrawan terkemuka asal Suriah yang dikenal dengan puisi-puisinya yang dinilai indah dan elegan. Berikut 10 quotes atau kutipan dari Nizar Qabbani yang cocok dijadikan status WhatsApp keren Anda.
Nizar Qabbani, meninggal pada 30 April 1998, dikenal mengeksplorasi tema-tema seperti cinta, erotisisme, agama, dan pemberdayaan Arabia di tengah imperialisme dan diktator lokal. Selain dikenal sebagai penyair, ia juga dikenal sebagai diplomat Suriah.
Semasa hidupnya, Nizar Qabbani telah menulis 34 kumpulan puisi, di antaranya adalah Childhood of a Breast (1948), 100 Love Letters (1970), dan To Beirut the Feminine, With My Love (1978).
Selain puisi, Nizar pun menulis karya-karya lain seperti esai dan lakon.
Baca Juga: Siapa Robert Oppenheimer yang Dijadikan Film Disutradarai Christopher Nolan, Ini Quote Ikoniknya
Banyak puisi Nizar Qabbani yang kemudian diadopsi menjadi lagu-lagu penyanyi terkenal Arab. Larik-larik puisi Nizar Qabbani masih populer hingga bertahun-tahun setelah kematiannya.
Berikut 10 quotes emosional Nizar Qabbani sebagaimana dihimpun We Love Arabic dan diterjemahkan Kompas TV.
-
Poetry always comes with rain, your beautiful face always comes with rain, and love does not begin until the rain music starts. (Puisi selalu datang bersama hujan, wajah cantikmu selalu datang bersama hujan, dan cinta tidak dimulai hingga irama hujan dimulai.)
-
They think that is having a male is hope, and having a female is a disappointment, even though the dream of every man is a female, and the disappointment of every female is a man. (Mereka pikir punya anak lelaki adalah harapan, dan punya anak perempuan adalah kekecewaan, meskipun impian setiap pria adalah seorang perempuan, dan kekecewaan setiap perempuan adalah seorang pria.)
-
If problems were solved by running away, Earth would be an abandoned planet. (Apabila masalah diselesaikan dengan cara melarikan diri, Bumi akan menjadi planet yang kosong.)
-
The silence of the woman is a warning message to the man that he is on the verge of falling from her heart. (Diamnya perempuan adalah pesan peringatan kepada pria bahwa dia di ambang kejatuhan dari hatinya.)
-
Big your mind, my lady, what you are telling you about the existence of a second woman in my jewelry and in my memory is a novel’s composition and fiction. You are the first and what remains of the women of the earth are particles of sand. (Besarkan hatimu, gadisku, apa yang kausangka sebagai keberadaan perempuan lain dalam perhiasan dan kenanganku adalah komposisi novel dan fiksi. Kau adalah yang pertama dan apa yang tersisa dari semua perempuan di dunia adalah butiran pasir.)
-
In you, there is something of the unknown, and in you is a bit of history and destiny. (Dalam dirimu, ada sesuatu yang tidak diketahui, dan dalam dirimu ada secuil sejarah dan takdir.)
-
Before going to sleep, wear the most beautiful things you have, perfume, and arrange your room, as some of those who come in a dream deserve hospitality more than those who come in reality. (Sebelum tidur, kenakanlah pakaian terbaikmu, pakailah parfum, dan tata kamarmu, karena sebagian mereka yang datang ke dalam mimpi pantas mendapatkan kenyamanan lebih dari mereka yang datang dalam realitas.)
-
Do not tire yourself, dear, in searching for my past experiences, all the women of the earth are on one side, and you, my princess, are on the second side. (Sayang, tidak usah capek-capek mencari masa laluku, karena semua perempuan di dunia ini ada di satu sisi, dan kamu, tuan putriku, ada di sisi yang lainnya.)
-
Do not worry, sweetie … as long as you are in my poetry and in my words … you may grow with the years, but you will never grow on my pages. (Jangan khawatir, kekasih... selama kamu tertulis dalam puisi dan kata-kataku... kamu mungkin menua bersama waktu, tetapi kamu tidak akan menua di lembaranku.)
-
Without love in its wings … a person would not have become a human being. (Tanpa cinta di sayap-sayapnya... seseorang tidak akan pernah bisa menjadi manusia.)
Baca Juga: Kumpulan Puisi Romantis Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni hingga Pada Suatu Hari Nanti
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV