Mewarisi Legacy Buya Syafii Maarif: dari Keislaman, Keindonesiaan hingga Kemanusiaan
Humaniora | 21 Juni 2023, 03:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Generasi pewaris legacy pemikiran Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii Maarif) berkumpul dan menggelar sebuah diskusi ilmiah untuk kepentingan kebangsaan dan masyarakat luas.
Mereka terdiri dari berbagai kalangan masyarakat seperti akademisi, mahasiswa, aktivis, dan masyarakat secara umum.
Kali ini, tema yang diusung bertajuk "Mewarisi Legacy Ahmad Syafii Maarif: Keislaman, Keindonesiaan dan Kemanusiaan".
Baca Juga: Maarif Institute Gelar Wirid Kebangsaan, Mengenang dan Merawat Pemikiran Buya Syafii
Maarif Institute yang bekerja sama dengan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) menyelenggarakan acara peluncuran dan diskusi Jurnal Maarif Vol 18 No I Juni 2023 tersebut.
Acara digelar di ruang sidang Uhamka dan dihadiri oleh sejumlah narasumber, di antaranya Prof Dr Yunan Yusuf (Guru Besar FAI Uhamka), Ai Fatimah Nur Fuad (Dekan FAI Uhamka), dan David Krisna Alka (Kontributor Jurnal Maarif).
Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abd Rohim Ghazali mengungkapkan, apa yang dikembangkan oleh Maarif Institute selama 20 tahun terakhir ini tidak lain merupakan ikhtiar untuk merealisasikan gagasan besar Buya Syafii yang terangkum dalam konsep keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan.
“Tema yang diangkat dalam jurnal kali ini juga menandai satu tahun wafatnya Buya Syafii, sekaligus menyambut dua dekade Maarif Institute,” jelas Rohim melalui keterangan tertulisnya, Selasa (20/6/2023).
Rohim menambahkan, “Buya Syafii sudah meninggalkan kita setahun yang lalu. Kita semua menjadi pewaris, bukan hanya pemikiran-pemikiran Buya Syafii yang sangat brilian dan kritis dalam menyoroti masalah-masalah bangsa, tetapi juga mewarisi keteladanan dan kesederhanaan. Kita bukan sekedar mengenang tapi juga bagaimana bisa melanjutkan pemikiran Buya Syafii ini," ujarnya.
Rektor Uhamka Prof Dr Gunawan Suryoputro mengungkapkan, warisan yang ditinggalkan Buya Syafii untuk anak-anak bangsa, baik berupa pemikiran, gagasan, sikap hidup etis, penuh kesederhanaan dan keteladanan, perlu dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
Baca Juga: 2 Dekade MAARIF Institute: Lembaga Warisan Buya Syafii, Katalisator Kebinekaan Generasi Inklusif
“Wafatnya Buya Syafii tahun lalu telah mewarisi keteladanan hidup. Utamanya dalam merawat toleransi, keberagaman, dan merekatkan perbedaan. Segala amal kebaikan yang telah didedikasikan Buya Syafii dalam membangun Indonesia, menjadi amal ibadah,” kata Gunawan.
Narasumber Yunan Yusuf memaparkan, salah satu hal mengagumkan dari Buya Syafii adalah kecintaannya yang luar biasa terhadap Muhammadiyah dan bangsanya.
Buya juga dikenal sebagai sosok yang berani menerobos kemapanan, baik dalam wilayah politik, maupun agama.
Sebagai guru bangsa, Buya memiliki corak khusus dalam pemikiran keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Adapun narasumber Ai Fatimah, mendorong kepada anak-anak muda untuk membaca serta memahami pemikiran Buya Syafii tentang tema-tema keagamaan, kebangsaan dan kemanusiaan.
“Kita semua punya tanggung jawab moral untuk mengikuti jejak langkah beliau, baik dari sisi intelektualitas, keteladanan, kesederhanaan dan kesediaan bergaul dengan semua kalangan,” tegas Ai Fatimah, Dekan FAI Uhamka.
Penulis : Deni Muliya Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV