Ternyata Paparan Asap Rokok Orang Tua Berpotensi Buat Anak Stunting, Ini Penjelasan dari Kemenkes
Humaniora | 8 Juni 2023, 07:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Rokok tidak hanya dapat memperburuk kesehatan seseorang, tetapi bisa berpotensi merugikan bagi anak.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Endang Sumiwi menilai bahaya rokok tidak hanya diterima secara pribadi, tapi juga anggota keluarga terutama kepada anak.
Bahkan menurut Endang, rokok dapat dapat berpotensi menyebabkan stunting. Hal tersebut merujuk penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial UI pada 2018.
Temuan penelitian itu Balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 KG lebih kurang dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok.
Di sisi lain konsumsi rokok yang tinggi menjadinya sebagai pengeluaran terbesar kedua di rumah tangga.
Baca Juga: Acara Sarasehan Kades se-Jateng: Ganjar Pranowo Ajak Kades Percepat Atasi Kemiskinan dan Stunting!
Endang menjelaskan data dari Global Adult Tobacco Survey sebesar Rp382 ribu per bulan dikeluarkan orang dewasa untuk membeli rokok dalam keluarga.
Jika pengeluaran rokok tersebut ditekan, dan dialihkan untuk beli protein hewani yang dibutuhkan oleh anak tidak menutup kemungkinan angka 21 persen stunting di Indonesia bisa berkurang.
"Kalau mau berkontribusi untuk stunting, para orang tua tidak usah merokok dan lebih baik gunakan uangnya untuk membeli protein hewani seperti telur. Balita yang terpapar rokok di rumah menjadi salah satu hambatan kita dalam menurunkan stunting," ujar Endang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/6/2023).
Senada dengan Endang, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, konsumsi rokok dan hasil tembakau mempunyai dampak terhadap sosial ekonomi dan Kesehatan.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasioanl (Susenas) 2021 menjelaskan pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak dibanding pengeluaran kebutuhan protein di keluarga.
Baca Juga: Ketahuan Merokok 4.513 Kali saat Kerja selama 14 Tahun, Gaji PNS di Jepang Dipotong Rp163 Juta
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV