Puan Beri Sinyal Partai Kuning Gabung PDIP, Pengamat: Golkar Masih Fleksibel cari Posisi Bacawapres
Politik | 17 Mei 2023, 07:40 WIBGun Gun menjelaskan, jika posisi tawar yang diberikan kader Golkar masuk dalam kabinet, partai yang dipimpin Airlangga Hartarto itu punya pengalaman yang kuat dalam berkomunikasi dengan partai penguasa.
Di Pilpres 2014, Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, namun tetap mendapat kursi menteri di Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurutnya, efek ekor jas di Pileg menjadi sebuah kebutuhan bagi Golkar saat ini, sehingga semaksimal mungkin dalam pembagian kekuasaan Golkar memasukkan nama untuk posisi bacawapres.
Baca Juga: PDIP Adu Argumen by Data, Demokrat Minta Jangan Mendewakan Hasil Survei | DUA ARAH
Di sisi lain, posisi bacawapres yang diincar Golkar baik dengan bacawapres Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto sangat sulit, karena bisa mengunci koalisi.
Berkaca dari Pilpres 2019, posisi Cawapres Jokowi kala itu mengambil tokoh di luar partai politik yang bisa diterima oleh koalisi partai pendukung.
Bahkan di menit akhir, nama cawapres Jokowi berubah dari sebelumnya Mahfud MD yang masuk sebagai kandidat, menjadi Ma'ruf Amin.
"Kepentingan efek ekor jas pada Pileg ini tidak mudah. Di koalisi besar, Pak Prabowo apa mau tidak menjadi (bakal) capres? Kan enggak mungkin juga efek ekor jas hanya dinikmati oleh PDIP," ujar Gun Gun.
Baca Juga: Jawaban Airlangga Hartarto soal Pembahasan Koalisi Besar dengan PKB
"Kita sama-sama tahu koalisi di Indonesia berjalan dua tahap, saat proses kandidat dan pembentukan pemerintahan. Bagi Golkar, di tahap pertama dia akan all out memaksimalkan kesempatan sekaligus SDM politiknya mencari format dia (Golkar) berada di (bakal) cawapres untuk kemudian bisa berada di atmosfer utama perbincangan kompetisi Pilpres 2024," pungkas Gun Gun.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV