> >

Menanti Efek Pencalonan Ganjar: PDIP dan Prabowo Rebutan Dukungan Jokowi?

Rumah pemilu | 23 April 2023, 19:38 WIB
Capres PDIP Ganjar Pranowo pulang satu mobil dengan Presiden Jokowi seusai deklarasi Capres PDIP oleh Ketum PDIP Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). (Sumber: Fotografer Kepresidenan - Agus Suparto)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut kubu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto kemungkinan berebut dukungan Presiden RI Joko Widodo di Pilpres 2024 mendatang.

Ganjar Pranowo sendiri resmi dinominasikan sebagai bakal calon presiden dari PDI Perjuangan pada Jumat (21/4/2023), mengakhiri spekulasi capres dari satu-satunya partai yang lolos presidential threshold tersebut.

Kata Burhanuddin, menarik untuk melihat efek pencalonan Ganjar terhadap kontestasi elektoral jelang Pemilu 2024, terutama soal irisan PDIP dengan Prabowo Subianto. Prabowo sendiri bersikeras bahwa Partai Gerindra dalam posisi “agak kuat” dan ingin mencalonkan diri sebagai presiden.

Baca Juga: Keluarga Istri Sedih Ganjar Pernah Dituduh PKI dan Abangan: Mas Ganjar Sosok yang Agamis

"Yang perlu kita tunggu dengan lebih sabar adalah bagaimana efek elektoral nominasi resmi PDI Perjuangan terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres, belum ada survei sistematik setelah itu,” kata Burhanuddin dalam program “Kompas Petang” Kompas TV, Minggu (23/4).

“Karena pengumuman Ganjar sebagai capres dilakukan ketika penurunan elektabilitas Ganjar terjadi usai pembatalan Piala Dunia U-20," lanjutnya.

Burhanuddin pun menilai Idulfitri 1444 H menjadi Lebaran paling politis karena pencalonan Ganjar. Setelah Megawati mengumumkan nama bakal capres, Prabowo dan Ganjar dinilai berebut asosiasi dukungan Jokowi.

"Kita bisa lihat, misalnya, pasca-pengumuman Ganjar sebagai capres, postingan IG Mas Ganjar dipenuhi dengan kemesraan antara beliau dengan Presiden Jokowi. Pada saat yang sama, kehadiran keluarga Prabowo dan Pak Prabowo sendiri ke Surakarta untuk berlebaran bersama Pak Jokowi,” kata Burhanuddin.

Sementara itu, mengenai Anies Baswedan, Burhanuddin menilai posisi elektoral eks gubernur DKI Jakarta itu terancam jika approval rating Jokowi meningkat. Pasalnya, Anies selama ini dipandang sebagai capres alternatif, antitesis dari pemerintahan Jokowi.

"Elektabilitas Anies Baswedan naik ketika (nilai) approval Jokowi turun, di saat yang sama Pak Prabowo terus bergerilya mengembalikan basis pendukungnya yang sebagian diambil Mas Anies,” katanya.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU