> >

Panglima TNI Tegaskan Tak Ada Penambahan Prajurit dan Alutsista di Papua Usai Serangan KKB

Hukum | 19 April 2023, 06:10 WIB
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (dua kanan) tiba di Papua, Senin (17/4/2023), untuk memimpin evaluasi operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. (Sumber: ANTARA/HO-Pusat Penerangan TNI)

PAPUA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan tidak ada penambahan prajurit dan alutsista di Papua usai penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Mugi-man, Nduga, Papua.

Laksamana Yudo menjelaskan, kebijakan yang dilakukan oleh Mabes TNI saat ini adalah melakukan rotasi pasukan di Papua, terutama bagi mereka yang telah cukup lama bertugas di Bumi Cenderawasih.

Baca Juga: Panglima TNI Yudo Margono Tegaskan Siaga Tempur Hadapi KKB Papua: Kalau Humanis, Habis Kita

“Tidak ada penambahan pasukan, yang ada adalah rotasi, termasuk pasukan (yang ada di Nduga) ini hampir setahun bertugas, tentunya ini akan kami tarik dan rotasi dengan pasukan yang baru,” kata Panglima TNI di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa, (18/4/2023).

Laksamana Yudo Margono menjelaskan, rotasi prajurit merupakan kebijakan yang biasa dilakukan oleh TNI. 

“Kemarin saya lepas sekitar 1.200 (prajurit) itu dari Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar, Surabaya. Itu juga sama rotasi, cuma di daerah-daerah yang bukan daerah rawan,” ujar Yudo.

Selain itu, Yudo menuturkan upaya rotasi itu dilakukan sebagai bentuk penyegaran dan meningkatkan semangat prajurit.

“Tentunya, pasukan yang sudah lama bertugas mungkin morilnya turun, ya kami ganti dengan yang baru,” tutur Yudo.

Baca Juga: Gandeng TNI, Kapolri Bentuk Satgas Khusus Amankan Jalur Rawan Begal pada Mudik Lebaran 2023

Selain prajurit, Panglima TNI juga menegaskan tidak ada penambahan alat-alat berat dan persenjataan atau alutsista.

Ia menuturkan alutsista yang digunakan TNI untuk operasi di Papua saat ini hanyalah helikopter. Itu pun fungsinya hanya untuk mengangkut logistik, dan evakuasi medis, terutama di daerah-daerah yang medannya cukup berat dilalui dengan angkutan darat.

“Kami tidak menambah alutsista, alutsista yang ada untuk angkutan,” ucap Yudo.

Adapun Panglima TNI telah memutuskan meningkatkan status operasi, dari yang semula menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah yang dinilai rawan teror KKB.

Langkah itu ditempuh oleh Yudo setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang pasukan TNI di Mugi-man, Nduga, minggu lalu (15/4/2023), yang menyebabkan satu prajurit gugur, tiga terluka tembak, dan satu luka karena terjatuh.

Baca Juga: Pasukan Brimob Disebut Baku Tembak hingga Tewaskan 6 Anggota KKB, Ini Kata Polri

Di lokasi penyisiran itu, ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.

Empat prajurit yang luka-luka itu pada Selasa telah dievakuasi oleh TNI dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 

Sementara untuk evakuasi jenazah prajurit yang gugur, yaitu Pratu Miftahul Arifin dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna belum dapat dilakukan karena terkendala cuaca. 

“Evakuasi jenazah Pratu Arifin akan berlanjut Rabu (19/4),” kata Panglima TNI.

Baca Juga: Panglima TNI Sebut Evakuasi Pratu Arifin Prajurit yang Gugur Diserang KKB Dilanjutkan Besok

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU