> >

Pendapat Pengamat: Ada Upaya Jokowi Beri Endorsement Politik kepada Prabowo dan Ganjar

Rumah pemilu | 6 April 2023, 07:40 WIB
Pengamat politik, Khoirul Umam, berpendapat kehadiran Jokowi di Silaturahmi Ramadan PAN menunjukkan bahwa ia mencoba bermain dua kaki. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik, Khoirul Umam berpendapat, ada kecenderungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) coba menggiring bahwa calon yang didukungnya adalah Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto.

Menurut Khoirul, jika mencermati lebih detail sejumlah peristiwa, ada panggung besar yang mengindikasikan Jokowi meng-endorse dua nama, yakni Prabowo dan Ganjar Pranowo.

“Kalau kita cermati, ada kecenderungan seperti itu,” katanya menjawab pertanyaan pembawa acara, Satu Meja The Forum Kompas TV, Budiman Tanuredjo, tentang presiden yang coba menggiring bahwa calonnya adalah Prabowo Subianto, Rabu (5/4/2023).

“Bahkan, kalau kita cermati lebih detail, kemarin ada sebuah panggung besar, di mana kemudian di Kebumen itu ada Pak Jokowi, Pak Prabowo, dan juga Pak Ganjar.”

Baca Juga: Wacana 5 Partai Pendukung Jokowi Bentuk Koalisi, Megawati Ajukan Syarat Capres?

“Konon itu hanya panen raya. Pertanyaannya di panen raya itu ada juga Menteri Pertanian, ada juga menteri-menteri yang lain, tapi dalam frame itu jelas, tiga wajah itu,” tegasnya.

Artinya, menurut Khoirul, ada upaya untuk memberikan endorsement politik kepada keduanya, yakni Ganjar dan Prabowo.

“Apa artinya? Bahwa kemudian ada upaya untuk memberikan political endorsement kepada dua komposisi nama ini, Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar.”

“Problemnya, bahwa ego politik dan juga kalkulasi kepentingan masing-masing belum ketemu di sana. Jadi negosiasi itu yang tampaknya masih sangat alot,” ucapnya.

Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menegaskan bahwa saat ini semua masih bisa diprediksi.

“Jadi memang kita belum bisa nilai hari ini, karena semua on process, dan waktunya masih panjang. Orkestra ini bisa berubah-ubah, tergantung siapa konduktornya,” kata dia dalam acara yang sama.

Pihak yang bisa menjadi konduktor, menurut Jazilul, adalah pihak yang memiliki golden ticket, atau yang memiliki elektoral personal yang tinggi.

“Kedua, mereka yang secara personal mempunyai elektoral yang tinggi atau bisa membuat opini besar, seperti presiden.”

“Dan hal-hal lain yang kemudian di luar panggung itu juga ada, minimal yang mampu membuat jejaring, meyakinkan pada partai-partai, bahwa kalau koalisi ini, akan menang,” tuturnya.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Redaksi-Kompas-TV

Sumber : Kompas TV


TERBARU