> >

Pengamat Ungkap PDIP Bakal Sulit Gabung Koalisi Besar 5 Parpol Pro Jokowi, Ini Faktornya

Rumah pemilu | 4 April 2023, 12:42 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) dalam konferensi pers usai menghadiri acara silaturahmi Ramadan yang dihadiri para petinggi partai-partai pendukung pemerintah di DPP PAN, kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). (Sumber: Tribunnews.com/Naufal Lanten )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin, menilai ada jarak yang terjadi antara PDI Perjungan dan lima parpol yang kini berada berada di belakang Presiden Jokowi. 

Ditambah, kata dia, lima parpol dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) disebutnya sengaja meninggalkan PDI Perjuangan dalam silaturahmi pada Minggu (2/4/2023) kemarin sehingga wacana koalisi besar 5 Parpol mencuat.

Maka dari itu, kata Ujung, PDIP bisa ditinggalkan untuk koalisi besar menuju Pilpres 2024 dan sulit masuk ketika melihat dinamika politik sekarang. 

Ujang menganggap, meskipun sama-sama di pemerintahan, namun ada jarak antara PDIP dan parpol pendukung Jokowi. 

Nantinya, karena terjadi perbedaan ini, Ujang menyebut Presiden Jokowi bakal ketemu empat mata lagi dengan Megawati Soekarnoputri. 

"Memang halusnya dari Zulhas (Zulkifli Hasan Ketum PAN), bilang di luar negeri (Ketum Megawati Soekarnoputri), ya memang tidak diajak. Memang begitu," kata Ujang, Selasa (4/4/2023) di Sapa Pagi Kompas TV. 

"Sehingga, ruang PDIP untuk gabung di koalisi besar 5 parpol ini memang sulit," ucapnya. 

Meski begitu, kata dia, faktor capres PDIP bakal menentukan. 

"Koalisi Besar ini besar masih langkah awal, masih panjang. Karena nunggu PDIP siapa yang dijagokan, ini penting," ujarnya. 

Baca Juga: Gerindra Anggap Momentum Sudah Tercipta, KIB-KIR Melebur Jadi Koalisi Besar Menuju Pilpres 2024

Jokowi-PDIP Tak Lagi Sama 

Ujang juga menjelaskan, kondisi saat ini sudah berbeda dibandingkan beberapa waktu sebelum pembatalan Piala Dunia U20. Jokowi bisa bebas endorse calon PDIP seperti Ganjar Pranowo atau yang lain. 

"Saya melihatnya ada hubungan berjarak usai pertemuan itu, antara PDIP dan parpol, kalau kata Pak Prabowo timnya pak Jokowi ini," ujarnya. 

Ditambah, soal penolakan Israel yang disinyalir jadi hubungan Jokowi-PDIP renggang.  

 

"Di saat yang sama, di PDIP juga ada masalah terkait penolakan Israel jadi tuan rumah piala dunia. Oleh karena itu jadi problem besar bagi Jokowi-Megawati," katanya. 

"Karena ini, maaf, melukai perasaan Jokowi sebagai presiden dan kepala negara. Karena sudah jauh-jauh hari berjuang jadi tuan rumah, tahu-tahu batal," ujarnya. 

Baca Juga: Hubungan Jokowi dan PDI-P Jadi Renggang Gara-Gara Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia?

"Saya meyakini, belum tentu apa yang didukung oleh PDIP ini juga didukung oleh pak Jokowi. Ini sudah kelihatan. Kemarin masih enak, sebelum U20 batal," katanya. 

"Soal nanti Jokowi ke mana, Megawati ke mana. Nanti kelihatan, Megawati-Jokowi bakal ketemu empat mata," kata dia. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU