> >

Golkar Bantah Jas Kuning Ridwan Kamil yang Dikritik Guru Honorer di Cirebon Milik Partai

Politik | 16 Maret 2023, 23:15 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan pertemuan virtual dengan siswa dan guru SMPN 3 Kota Tasikmalaya serta Muhammad Sabil Fadhilah (34), guru honorer SMK di Telkom Sekar Kemuning, Cirebon memberi kritik soal posisi Ridwan Kamil di pertemuan virtual tersebut. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPD Partai Golkar Jawa Barat membantah jika jas berwarna kuning yang dipakai Ridwan Kamil dalam pertemuan siswa dan guru SMPN 3 Kota Tasikmalaya secara virtual, milik partai.

Jas berwarna kuning inilah yang menjadi dasar Muhammad Sabil Fadhilah (34), guru honorer SMK di Telkom Sekar Kemuning, Cirebon memberi komentar soal posisi Ridwan Kamil dalam pertemuan tersebut.

Pertanyaan Sabil tersebut ditulis dalam kolom komentar unggahan pertemuan Ridwan dengan siswa dan guru SMPN 3 Kota Tasikmalaya di Instagram pribadi Kang Emil.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily memastikan jas kuning yang dikenakan Ridwan Kamil bukanlah jas partai. 

Baca Juga: Ridwan Kamil Buka Suara soal Pemecatan Guru Usai Kritik di Instagram

Menurutnya, jas yang dikenakan Ridwan berwarna kuning gelap, dan tidak ada atribut atau lambang Partai Golkar.

"Itu bukan jaket Partai Golkar. Pak Emil itu menggunakan jas kuning agak gelap dan itu bukan jas Partai Golkar. Kalau jas Partai Golkar jelas ada lambangnya. Ini kan enggak ada lambangnya," ujar Ace di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (16/3/2023).

Ace menambahkan, jas kuning yang dikenakan Ridwan dalam pertemuan virtual itu tidak melulu diidentikkan dengan partai, sama seperti jas almamater kuning Universitas Indonesia yang diidentikkan dengan warna partai Golkar.

Ia kembali mencontohkan, dirinya yang gemar mengenakan baju warna putih, biru, dan hijau, tak lantas berarti diasosiasikan dengan partai tertentu.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Sabil Fadhilah, Guru Honorer yang Dipecat setelah Pertanyakan Status Ridwan Kamil

"Ini kan tergantung dari cara kita memandang terhadap simbol-simbol itu. Beberapa perguruan tinggi juga menggunakan almamater yang identik sama dengan warna partai-partai," ujarnya.

"Jadi tidak harus diasosiasikan itu sebagai partai tertentu. Kecuali ada lambang partainya," sambung Ace.  

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU