Balas Dendam Teddy Minahasa ke Linda soal Narkoba: Saya Malu Jenderal Ditipu di Depan Anak Buah
Hukum | 1 Maret 2023, 15:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Kapolda Sumatera Barat yang juga terdakwa kasus peredaran narkoba, Irjen Teddy Minahasa, mengaku ingin menjebak Linda Pujiastuti alias Anita.
Caranya, yakni dengan memanfaatkan Linda untuk menjual narkoba jenis sabu. Menurut Teddy Minahasa, cara tersebut merupakan pintu masuk untuk menjebak Linda.
Baca Juga: Saat Irjen Teddy Minahasa Perintahkan AKBP Dody Sisihkan Sabu, Alasannya untuk Bonus Anggota
"Inilah pintu masuk untuk mengerjai dia (Linda)," kata Teddy saat bersaksi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Rabu (1/3/2023).
Upaya menjebak Linda tersebut ternyata merupakan balas dendam Teddy Minahasa karena dirinya merasa pernah ditipu oleh wanita tersebut.
Menurut Teddy, dirinya pernah ditipu mentah-mentah oleh Linda pada 2019. Pada waktu itu, Linda menyampaikan informasi kepada Teddy terkait adanya pengiriman narkoba dalam jumlah besar yang berasal dari Myanmar.
Setelah mendapat informasi itu, Teddy bersama anak buahnya lantas mempersiapkan diri untuk melakukan penyelidikan. Berharap, ia dan jajarannya dapat membongkar dan menangkap pelaku kejahatan tersebut.
Namun, informasi yang diberikan Linda ternyata tidak sesuai harapan. Hal itulah yang membuat Teddy Minahasa kemudian mengaku merasa malu kepada anak buahnya. Terlebih, dirinya menyandang pangkat jenderal.
Baca Juga: Pengakuan Linda Cerita Ingin Kerja di Brunei Darussalam Malah Disuruh Jual Sabu oleh Teddy Minahasa
"Dalam peristiwa tahun 2019 di kapal itu banyak anak buah saya. Saya malu kehormatan saya di depan anak buah saya, jenderal bisa tertipu mentah-mentah seperti ini," ucap Teddy.
Teddy mengatakan kesempatan untuk balas dendam akan kejadian itu datang ketika Linda menghubungi Teddy untuk meminta ongkos ke Brunei Darussalam dengan alasan untuk bekerja. Selain itu, Linda juga mengaku ingin menjualkan koleksi keris milik Teddy.
"Waktu itu saya pikir ini (Linda) pasti mau nipu lagi," ujar Teddy.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV