Kala Puan Tak Kuasa Menahan Air Mata demi Yakinkan Perempuan Indonesia Bisa Jadi Pemimpin
Politik | 13 Januari 2023, 05:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani tak kuasa menahan air mata saat menceritakan perjuangannya untuk membuktikan perempuan bisa menjadi seorang pemimpin.
Puan menjelaskan, banyak yang menilai posisinya di DPR sekarang ini diraih karena nama besar Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI Soekarno.
Padahal, jabatan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Ketua DPR dicapai melalui perjuangannya.
Ia juga sempat berkecil hati. Lantaran, setiap pekerjaan yang dilakukannya dengan segenap hati, terus diolok dan dianggap salah oleh orang lain.
Baca Juga: Kala Megawati Perkenalkan Kedua Cucunya di HUT PDIP: Mau Tahu Kalau Masuk Politik Gimana, Sip!
"Saya sampai mikir, kenapa ya kaya gini terus? Apa karena saya perempuan? Apakah Indonesia itu belum siap menerima seorang perempuan jadi seorang pemimpin?" ujarnya di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (12/1/2023).
"Bayangkan, kalau saya saja merasa seperti itu, perempuan lain kayak gimana?" imbuhnya.
Namun, Puan mengaku terus mengingat nasihat Megawati sang ibunda, bahwa perjuangan untuk mendorong perempuan Indonesia berani tampil sebagai pemimpin bukan sebatas kepentingan dirinya dan Megawati semata. Melainkan, demi kepentingan perempuan-perempuan Indonesia lainnya.
Baca Juga: Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Hingga Tri Rismaharini Masuk jadi Sosok Capres Potensial dari PDI-P
"Mungkin memang seperti ini jalannya, jadi saya harus bisa maju, tetap harus bisa semangat walaupun tidak ada Pak Taufiq (Kiemas). Ini satu pembuktian saya mampu dan saya akan tunjukkan kepada Ibu Mega dan Pak Taufiq bahwa anak perempuannya bisa," imbuh Puan.
Lebih jauh, Puan juga menegaskan, perjuangannya untuk membuktikan dirinya mampu, masih terus berjalan.
Termasuk soal siapa kader yang akan dipilih Ketua Umum PDIP Megawati sebagai capres PDIP di Pilpres 2024 mendatang.
Puan mengakui, banyak orang menilai pilihan Megawati pasti jatuh ke putrinya sendiri. Namun, anggapan itu ditepisnya.
Baca Juga: Megawati dan Risma Nangis Bareng Saat Cerita Soal Warga Masih Banyak yang Sengsara
Sebagai seorang kader PDIP, ia harus bisa menerima keputusan yang diambil Megawati sang Ketua Umum.
"Ini bukan urusan antara anak dan mama. Ini urusannya, bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara. Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani," ujarnya.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV