Ungkap Kronologi Hilangnya Angela Korban Mutilasi, Keluarga Sempat Temui Pelaku Ecky
Kriminal | 9 Januari 2023, 05:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kakak Angela Hindriati Wahyuningsih, Turyono Wahadi, mengungkap kronologi hilangnya sang adik sebelum akhirnya ditemukan meninggal dan menjadi korban mutilasi.
Menurut penjelasannya, perempuan 54 tahun itu menghilang sejak dua tahun lalu atau tepatnya Mei 2019.
Angela diketahui terakhir kali berada di Kota Bandung, Jawa Barat, dalam rangka untuk perjalanan dinas.
"Tahun 2019 itu saya mendengar kabar dari kakak sepupu saya, pihak kantor tempat adik saya bekerja itu melaporkan angela sudah seminggu tidak ada kabar setelah seminggu tugas di Bandung," kata Turyono, seperti yang dilaporkan jurnalis Kompas TV, Nandha Aprilia, Minggu (8/1/2023).
Kemudian pihak keluarga bertemu dengan pihak perusahaan di mana Angela bekerja, PT Lion Superindo, untuk mencari tahu keberadaanya.
"Kita bertanya-tanya kepada PT Lion Superindo kemudian kita cari informasi di tempat lainnya, di situ ternyata CCTV sudah terhapus dan tidak bisa menjelaskan keberadaan adik saya," jelasnya.
Dia menyebut, komunikasi terakhir adiknya dengan pihak kantor terjadi ketika Angela menolak saat ditawari untuk dijemput driver dari kantornya.
"Informasinya, adik saya itu pernah ditawari dijemput driver kantor, tapi adik saya tidak mau. Akhirnya titik kontak tidak ada," ungkapnya.
Tak hanya sampai di situ, Turyono menyebut sempat menanyakan kepada rekan kerja adiknya terkait keberadaan Angela.
Dari rekan Angela itu, pihak keluarga mendapat informasi bahwa Angela saat itu sedang dekat dengan seseorang, yakni M Ecky Listiantho (34) yang ternyata merupakan pelaku pembunuhan adiknya.
Dia pun kemudian membuat janji temu dengan Ecky di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Momen tersebut merupakan pertemuan pertama kali Turyono dengan pembunuh adiknya itu.
Turyono mengatakan, tidak ada pembicaraan lain saat bertemu dengan Ecky selain mencari Angela. Namun saat itu, Ecky mengaku tidak mengetahui keberadaan Angela.
Baca Juga: Ecky Bunuh dan Mutilasi Angela Jadi Tujuh Bagian, Polisi: Sakit Hati karena Korban Minta Dinikahi
Bahkan Ecky menyebut juga sedang mencari Angela, karena membutuhkannya untuk pengalihan apartemen.
"Pada saat itu kita tanyakan yang bersangkutan tidak mengetahui keberadaan angela, dan mengatakan dia sendiri memerlukan keterangan masalah pengalihan apartemen itu. Yang dianggap oleh keluarga itu pengalihan secara tidak sah," ucap Turyono.
Sementara terkait hilangnya Angela, keluarga mengaku telah melaporkan ke pihak berwajib pada juni 2019 silam.
"Saya melaporkan ke Polda Jawa Barat sekitar Juni 2019," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus mutilasi terhadap Angela ini terungkap justru saat polisi mencari keberadaan Ecky Listhiantho yang sebelumnya juga dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Pencarian Ecky terus dilakukan hingga akhirnya pada Jumat (30/12/2022) pekan lalu, polisi menemukan petunjuk bahwa Ecky berada di wilayah Tambun, Kabupaten Bekasi.
Polisi kemudian menelusuri keberadaan Ecky. Namun pencarian itu ternyata berakhir dengan penemuan jasad seorang perempuan yang dimutilasi di kamar kontrakan yang disewa oleh Ecky di wilayah Tambun.
Tubuh korban ditemukan berada dalam dua boks kontainer berbeda yang ada di kamar tersebut.
Ecky yang juga berada di tempat kejadian perkara (TKP) pun langsung ditangkap dan dibawa ke Mapolda Metro Jaya dan ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi pun kemudian mengungkapkan identitas jasad korban mutilasi di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, merupakan Angela Hindriati Wahyuningsih.
Hal ini ini terungkap setelah melakukan pencocokan DNA jasad korban mutilasi dan jenazah anak korban, Anna Laksita Leialoha.
Ekshumasi atau pembongkaran makam Anna di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, berlangsung pada Kamis (5/1/2023), sekitar pukul 14.24 WIB.
Sementara itu, polisi menyebut faktor asmara sebagai motif pelaku tega membunuh dan memutilasi korban.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Mutilasi Bekasi, Angela Kenal Ecky lewat Forum Berkebun di Internet pada 2018
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV