> >

Kriminolog Sebut Kasus Mutilasi di Bekasi Tak Sulit Diungkap Polisi Karena Ini

Update | 2 Januari 2023, 16:37 WIB
Garis polisi terpasang di rumah kontrakan tempat ditemukannya jasad perempuan termutilasi di Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jumat (30/12/2022). (Sumber: Kompas TV/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai, kasus mutilasi di Bekasi tidak akan sulit diungkap oleh pihak kepolisian.

Pasalnya, seluruh potongan tubuh korban terkumpul di dalam satu tempat, yakni indekos terduga pelaku.

"Tidak sulit karena seluruh penanda tubuh, seluruh bagian tubuh korban ada di dalam box, maka akan dengan mudah dicocokkan dengan data-data antemortem, atau data-data sebelum korban meninggal yang ditemukan pada pakaian, atau sudah ada keluarga korban yang melapor," kata Adrianus di Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (2/1/2023).

"Ketika potongan tubuh terkumpul dalam satu lokasi, terduga pelaku juga ditemukan, maka hal ini tidak akan sulit diungkap polisi," imbuhnya.

Ia juga meyakini bahwa pengakuan pelaku sudah sangat mudah digali oleh polisi karena ia tidak lagi melarikan diri.

"Polisi bisa mengejar pada bagaimana keputusan mutilasi dan proses-proses mutilasi dilakukan," terangnya.

Menurut dosen Departemen Kriminologi UI itu, pelaku mutilasi di Bekasi sedang dalam keadaan yang kacau dan memiliki banyak masalah.

Baca Juga: Kasus Mutilasi di Bekasi, Kriminolog Sebut Pelaku Tidak Lagi Melihat Korban Sebagai Manusia

Sebelum memutilasi, ia memastikan, pelaku membunuh korban terlebih dahulu.

"Memang pertama terjadi pembunuhan dulu baru terjadi mutilasi," ujarnya.

Menurut dia, ada dua pilihan di dalam diri pelaku pembunuhan, yakni melarikan diri atau menghilangkan korban.

"Yang bersangkutan memilih cara kedua, tapi tidak buru-buru mengebumikan jenazah, sehingga terungkap kejahatan itu," ujarnya.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU