Ahli Pidana Ringankan Ferdy Sambo: Hasil Tes Poligraf Harus Dikesampingkan Jika Caranya Bertentangan
Hukum | 27 Desember 2022, 15:53 WIBBerdasarkan hasil poligraf menunjukkan, Putri Candrawathi memiliki skor indikasi berbohong paling tinggi di antara empat terdakwa pembunuhan berencana Yosua.
Hasil poligraf itu diungkapkan
“Untuk Bapak FS nilai total minus 8, PC minus 25. Untuk Kuat kita lakukan dua kali pemeriksaan, pertama adalah plus 9 yang kedua minus 13. Ricky kita lakukan dua kali juga, pertama plus 11 yang kedua plus 19. Untuk terdakwa Richard plus 13 satu kali (pemeriksaan),” ucap Ahli Poligraf Aji Fibriyanto.
Jaksa kemudian bertanya kepada Aji Fibriyanto, hasil tes poligraf yang minus dan plus tersebut menunjukkan apa.
“Dari skor yang Anda sebutkan tadi, itu menunjukkan indikasi apa, bohong atau jujur?” tanya Jaksa.
Baca Juga: Ahli Pidana di Sidang Ferdy Sambo: Tidak Ada Ukuran Absolut Waktu dalam Unsur Perencanaan Pembunuhan
Aji Fibriyanto pun mengatakan, jika hasil atau skor tes poligraf seseorang menunjukkan hasil plus itu berarti seseorang menyampaikan keterangan dengan jujur.
Sementara jika hasil minus, lanjut Aji Fibriyanto, itu berarti menunjukkan seseorang yang menjalani tes poligraf telah berbohong.
“Mohon izin, untuk hasil plus berarti seorang terperiksa NDI (No Deception Indicated), tidak terindikasi berbohong,” jelas Aji Fibriyanto.
“Minus, terindikasi berbohong,” tambah Aji Fibriyanto.
Berdasarkan fakta persidangan, indikasi kebohongan Putri Candrawathi terungkap saat menjawab tidak untuk pertanyaan adakah hubungan asmara dengan Yosua.
Lalu, indikasi kebohongan Ferdy Sambo terungkap dari hasil poligraf tentang jawaban tidak untuk pertanyaan apakah dirinya ikut menembak Yosua.
Indikasi kebohongan juga ada pada hasil tes poligraf Kuat Maruf yang menjawab tidak saat ditanya apakah melihat Ferdy Sambo menembak Yosua.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV