Krisis Iklim Berdampak terhadap Perekonomian Indonesia, Jakarta Paling Merugi
Sosial | 27 Desember 2022, 13:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Krisis iklim kian mengancam kota-kota pesisir Asia. Pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta, yang menjadi sentra bisnis tak luput dari gejolak iklim ini. Jakarta diprediksi merugi Rp700 triliun.
Greenpeace Indonesia, dalam penelitian “Proyeksi Dampak Ekonomi dari Kenaikan Permukaan Laut Ekstrem di Tujuh Kota di Asia pada tahun 2030" yang dikeluarkan pada Juni 2021, menyebut peningkatan muka air laut berpotensi menenggelamkan 17 persen dari luas total daratan Jakarta. Bencana ini akan memaksa 1,8 juta warga Jakarta mengungsi.
Sebagai pusat sektor logistik dan konstruksi dan penyokong perekonomian Indonesia, Greenpeace menghitung kerugian ekonomi yang akan diderita Jakarta ditaksir mencapai Rp700 triliun.
Bencana ini juga akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia pada 2030 mendatang. Prediksi kerugian perekonomian diperkirakan mencapai USD68 miliar.
“Tentunya kondisi seperti ini akan membawa kerugian yang besar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Mencapai USD68 milliar,” ujar Peneliti Iklim dan Energy Greenpeace Adila Isfandiari.
Baca Juga: Daftar 20 Wilayah Pesisir Ini Berpotensi Banjir Rob, Catat Tanggalnya hingga Awal Januari 2023
Peneliti INDEF, Researcher Center of Food, Energy and Sustainable Development, Dhenny Yuarta membenarkan adanya risiko ekonomi yang besar dalam krisis iklim ini.
“Risiko ini yang cukup besar kalau kita lihat dari hitung-hitungan ekonomi. Memberikan dampak kerugian dan kerusakan, pada tahun 2007 lalu, sebesar Rp5,4 triliun.”
Ada sektor-sektor ekonomi yang akan menjadi dampak dalam krisis iklim, kata Dhenny, khususnya di Jakarta. Pertama, sektor logistik, yang memiliki multiplyer effect yang sangat besar.
Perlu diketahui sektor logistik menyumbang sebesar tiga persen PDRB di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Namun, dari sektor perdagangan yang menjadi area dominan, menyumbang 16 persen terhadap perekonomian negara.
Jika wilayah pendistribusian terhambat dan cakupan area perdagangan akan terhambat pula, maka negara akan kehilangan Rp460 triliun dari PDRB.
Selain itu, ancaman “Jakarta tenggelam” akan berdampak pula terhadap kawasan industri dalam jangka panjang. “Konstruksi (sektor penyedia jasa pembangunan), kalau banjir ini mengadang, ada risiko kerusakan,” ucapnya.
Penulis : Glenys Octania Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV