Wakil Ketua KPK Sebut Orang Kena OTT karena sedang Apes, Novel Baswedan Beri Respons Menohok
Hukum | 14 Desember 2022, 20:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan koruptor yang terjaring operasi tangkap tangan atau OTT bukanlah kejadian luar biasa.
Sebaliknya, menurut Alexander Marwata, orang yang terkena OTT oleh lembaga penegak hukum karena sedang apes saja saat itu.
Baca Juga: KPK Sita Dokumen Administrasi Kepegawaian Gazalba Saleh Lewat Sekretaris MA
Demikian hal tersebut disampaikan Alexander Marwata saat menyampaikan refleksi dalam Puncak Peringatan Hakordia Kemenkeu Tahun 2022 "Integritas Tangguh, Pulih Bertumbuh” di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Alexander menjelaskan, alasannya menyatakan demikian karena berdasarkan pembicaraannya dengan orang yang terjaring OTT.
Menurut orang-orang yang terjaring OTT itu, kata Alexander, banyak pejabat lainnya yang juga melakukan korupsi sebetulnya. Karena sebab itulah, Alex menyimpulkan orang yang kena OTT sedang apes.
“Saya kok masih merasa ya orang yang kemudian tertangkap tangan atau berperkara, atau terkena korupsi, itu apes,” kata Alex dikutip dari YouTube Kemenkeu RI pada Rabu (14/12/2022).
Sementara orang-orang yang tidak terjaring OTT, lanjut Alexander, karena mereka korupsi dengan cara yang lebih rapi.
Baca Juga: KPK Tak Hadir di Sidang Perdana Praperadilan Hakim Agung Gazalba Saleh, Ini Alasannya
Selain itu, Alexander menambahkan, mereka yang tak terjaring OTT itu juga tertata dalam menyembunyikan harta kekayaannya.
Lebih lanjut, dalam momen refleksi tersebut, Alex juga mempertanyakan alasan pemberantasan korupsi belum menghasilkan dampak yang signifikan.
Hal tersebut bisa dilihat dari indeks antikorupsi yang menurutnya belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
“Indeks persepsi Indonesia selama 5 tahun terakhir berkutat di angka 37, 38 pernah di angka 40 turun lagi 38,” ujar Alex.
Ia pun menuturkan ketika indeks tersebut digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pemberantasan korupsi, maka hasilnya bisa dibilang belum cukup gemilang.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV