Anak yang Racuni Keluarga di Magelang Dikenal Pendiam dan Aktif Kegiatan Warga
Update | 2 Desember 2022, 12:33 WIBMAGELANG, KOMPAS.TV - Tersangka pembunuhan satu keluarga di Magelang yang merupakan anak bungsu keluarga tersebut, Deo Daffa Syahdilla alias DDS (22), dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan aktif kegiatan warga di lingkungannya di Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Anaknya itu aktif ikut kegiatan. Kalau ada pertemuan remaja, dia juga kerap ikut," kata Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono, Selasa (29/11/2022) dilansir dari Kompas.com.
Eko mengaku tidak menyangka dan kaget saat mengetahui bahwa Deo meracuni keluarganya sendiri. Ia mengenal keluarga Abbas Ashar (58) sebagai keluarga yang baik dan harmonis.
"Masih enggak nyangka, enggak percaya. Kok bisa?" tanyanya tak percaya peristiwa anak racuni keluarga terjadi di lingkungannya.
Sementara itu, paman Deo yang merupakan kakak dari korban Heri Riyani (54), Agus Sutiarso, mengungkapkan bahwa keponakannya itu suka menghambur-hamburkan uang. Namun, setahu Agus, tidak pernah ada konflik di dalam keluarga adiknya itu.
"Ya ini memang dia itu over lap ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," kata Agus.
Ia juga mengaku syok mendengar Riyani dibunuh oleh anak bungsunya sendiri.
"Hancur hati saya, saya sangat merasakan kehilangan," ucap Agus.
Deo juga diduga berbohong terkait pengakuannya menjadi tulang punggung keluarga, karena ternyata ia sedang menganggur.
Baca Juga: Anak yang Racuni Keluarga di Magelang Tuang 2 Sendok Sianida, Polisi: 2 Miligram Sudah Mematikan
Paman Deo lainnya, Sukoco, bahkan mengatakan bahwa keponakanya itu pernah menghabiskan uang mencapai Rp32 juta.
"Saya meluruskan berita yang simpang siur, bahwa pengakuan dari tersangka kalau dia sebagai tulang punggung keluarga, itu sama sekali tidak benar," kata Sukoco dalam program Kompas Malam, KOMPAS TV, Selasa (29/11/2022).
"Bahkan yang justru merusak dana milik orang tua itu malah tersangka sendiri," kata dia.
Sukoco mengatakan bahwa Deo kerap berbohong. Sehingga, lanjut dia, dana-dana orang tua digerogoti oleh tersangka.
Sang paman kemudian mencontohkan, orang tua Deo pernah bercerita tentang kebutuhan pelaku yang mencapai Rp32 juta per bulan.
"Mas, ini pengeluaran Deo satu bulan itu Rp32 juta, untuk kursus Bahasa Inggris dan lain-lain," kata Sukoco, menirukan ucapan adiknya.
"Apakah tidak kau cek, di mana dia kursus, benar atau tidaknya," dia menanggapi saat itu.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Kompas.com