> >

Efek Pengungsian, Enam Korban Gempa Cianjur Dirawat di Rumah Sakit karena ISPA hingga Sakit Jantung

Update | 27 November 2022, 08:12 WIB
Para pengungsi beristirahat di dalam tenda di tempat penampungan sementara di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 25 November 2022. Gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur dan sekitarnya pada Senin 21 November 2022 pukul 13.21 WIB. (Sumber: AP Photo/Achmad Ibrahim)

CIANJUR, KOMPAS.TV - Enam korban gempa Cianjur yang tinggal sementara di pengungsian dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang karena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dehidrasi, dan sebagainya.

"Ada yang ISPA, dehidrasi karena juga ada penyakit jantung dan penyakit-penyakit bawaan, mungkin karena stresor juga bisa gitu," ujar Wakil Direktur RSUD Sayang, dr Neneng Efa Fatimah, Sabtu (26/11) sore dilansir dari Antara.

Neneng mengatakan, jumlah korban luka akibat gempa Cianjur yang dirawat di RSUD Sayang hingga Sabtu (26/11) berjumlah 864 orang. 

Jumlah tersebut terdiri dari pasien luka berat sebanyak 317 orang dan pasien luka ringan atau sedang sebanyak 547 orang.

Neneng menyebut, sebagian korban luka berat yang membutuhkan operasi telah dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS) dan RS di Sukabumi.

"Hari ini mau ada rujuk balik empat orang yang sudah dioperasi dari RSHS dan alhamdulillah kami sudah menyediakan tempat untuk perawatan lanjutan di sini," kata dia.

Baca Juga: Anak-anak Korban Gempa Cianjur Mulai Sakit, Waspadai Jenis-jenis Penyakit di Pengungsian Ini!

Sebelumnya, anak-anak korban gempa Cianjur di pengungsian juga dilaporkan terserang sejumlah penyakit, di antaranya diare dan demam.

"Yang anak-anak pada mulai demam, batuk, pilek, dan mulai diare," kata Koordinator Lapangan Bencana Rumah Sakit Umum (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dr Rizky Utama di Posko Tim Medis RSUD Cimacan, Kamis (24/11/2022) dilansir dari Tribunnews.

Ia menjelaskan, sakit perut dan diare menjangkiti para pengungsi anak-anak karena kondisi di pengungsian yang kurang bersih.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU