Lapor ke Wapres soal Gempa Cianjur, Ridwan Kamil: 13.000 Orang Mengungsi, 2.300 Bangunan Warga Rusak
Peristiwa | 22 November 2022, 13:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melapor kepada Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin terkait bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur.
Adapun laporan ini disampaikan Ridwan Kamil secara langsung melalui panggilan video, Selasa (22/11/22).
Ridwan Kamil mengungkapkan menurut catatannya, terdapat 13 ribu jiwa mengungsi akibat bencana gempa Cianjur tersebut.
Sementara itu, dia melaporkan dalam 24 jam terakhir tercatat 162 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut yang telah berhasil dievakuasi.
“(Sebanyak) 70 (orang) yang luka-luka, mayoritas patah tulang, luka-luka robek kulitnya karena tertimpa benda tajam," kata Ridwan Kamil dikutip dari laman wapres.go.id, Selasa.
"Ada 13 ribu pengungsi, mohon atensi karena akan mengungsi dalam hitungan hari atau minggu."
Ma'ruf lantas menyakan kepada Gubernur Jabar itu, apakah para pengungsi tersebut telah semuanya berada di lokasi pengungsian. Ridwan menjawab bahwa angka itu berdasarkan pendataan sementara. Sebab, masih ada daerah yang terisolasi.
“Masih berdinamika Pak, karena ada wilayah yang aksesnya masih terisolir. Jadi pagi hari ini alat berat kita maksimalkan untuk menormalisasi jalan dulu, setelah jalan normal kita ada 14 titik tempat pengungsian yang nanti juga (disiapkan) dapur umum,” paparnya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga melaporkan mayoritas jalan di Cianjur dan sekitarnya rusa akibat gempa.
"Kemudian paling banyak bangunan warga karena total ada 2.300-an yang rusak, mungkin Pak Wapres bisa bantu nanti arahan ke Kementarian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pak,” ucap Ridwan Kamil.
Menanggapi hal tersebut, Wapres pun menyanggupi bahwa dirinya akan menginstruksikan Kementerian PUPR untuk segera memberikan bantuan terkait penanganan infrastruktur, termasuk mengerahkan BNPB.
Lebih lanjut, Ridwan mengungkapkan bahwa hingga pagi ini masih terjadi gempa susulan lebih dari 100 kali.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV