> >

BMKG: Waspada Gempa Susulan, Longsor dan Banjir Bandang Berpotensi Terjadi

Peristiwa | 22 November 2022, 05:15 WIB
Jalan Raya Cugenang, Cianjur yang menjadi akses ke Cianjur via Puncak tertutup karena longsoran akibat gempa Cianjur. Arus Cianjur-Bandur dialihkan, Senin (21/11/2022). (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat khususnya di Jawa Barat untuk menghindari daerah lereng, Senin (21/11/2022). Pasalnya gempa susulan dari gempa Cianjur berpotensi menimbulkan longsor.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan tanah atau batuan pada lereng menjadi mudah rapuh akibat diguncang gempa. Terlebih saat ini Indonesia juga tengah berada pada musim hujan dan intensitasnya tengah meningkat.

"Lereng-lereng masih berpotensi longsor, karena saat ini musim hujan, intensitas hujan semakin meningkat. Puncaknya sekitar Desember atau Januari, yang dikhawatirkan lereng-lereng tanah atau batuan usai diguncang gempa jadi mudah rapuh dan akan lebih mudah longsor bila tersiram air hujan. Apalagi kalau terjadi gempa susulan bersamaan dengan hujan," jelasnya dalam Breaking News Kompas TV, Senin.

Baca Juga: Ridwan Kamil Update Terbaru Jumlah Korban Gempa Cianjur, Sentuh Angka 162 Orang

Dwikorita mengungkapkan gempa menyebabkan puluhan titik longsor muncul. Biasanya titik tersebut hanya satu atau dua saja sebelum longsor terjadi.

Longsoran akan terakumulasi dalam suatu lembah dan menjadi pembendung. Jika hujan kerap turun, air akan tertahan bendung longsor tersebut.

"Suatu saat kekuatan air akan mendesak dan jebol, meluncur ke bawah sebagai banjir bandang. Jika hujan mohon hindari lembah atau bantaran sungai," lanjutnya.

Baca Juga: Lapas Cianjur Terdampak Gempa, Warga Binaan Bermalam di Lapangan

Sementara, Dwikorita juga mengimbau para warga untuk tidak panik ketika ada gempa susulan. Lebih lanjut, masyarakat diharap tak mendekati bangunan yang sudah retak karena tidak tahu kekuatan gempa susulan yang akan terjadi.

"Jangan panik, menghindar atau menjauhi bangunan-bangunan yang sudah retak. Jangan ditonton, dilihat, atau didekati. Kondisi itu kadang-kadang menarik perhatian seseorang untuk masuk. Mohon jangan lakukan, jika gempa terjadi lagi itu bisa roboh," jelasnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU