Cerita Ayah Brigadir J saat Rumahnya Dikepung Gerombolan Polisi, Suasana Mencekam
Hukum | 3 November 2022, 05:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menceritakan saat rumahnya di Jambi dikepung gerombolan polisi.
Adapun gerombolan polisi tersebut datang dengan dipimpin oleh seorang perwira tinggi, yaitu mantan Karo Paminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Baca Juga: Saat Majelis Hakim Tolak Ricky Rizal Minta Maaf Langsung ke Orang Tua Brigadir J Sebelum Sidang
Menurut Samuel, kedatangan gerombolan polisi ke rumahnya tersebut sontak membuat suasana di kediamannya menjadi mencekam.
Samuel menjelaskan, peristiwa itu terjadi selepas pemakaman Brigadir J. Waktu itu, kata dia, banyak anggota keluarganya yang datang ke rumah hendak menginap.
Samuel menuturkan, rumah dinas yang ditempati keluarganya ada dua bagian. Bagian pertama, untuk keluarga inti. Bagian kedua, ditempati oleh keluarga besar yang menginap.
"Anak-anak beserta keponakan dan adik ipar saya di sebelah, saya di sebelahnya lagi sedang istirahat," kata Samuel dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Jawab Maaf Kuat Ma'ruf, Ibu Brigadir J: Jangan Hanya di Bibir Seperti Ferdy Sambo dan Putri
"Tiba-tiba datang gerombolan (polisi) ke ruang sebelah tempat keponakan saya."
Menurut Samuel, gerombolan polisi tersebut datang tiba-tiba tanpa permisi. Mereka langsung masuk dan menutup gorden rumah Samuel.
Saat itulah, ada seorang polisi yang mengatakan, "Jangan ada hape, jangan ambil gambar!". Samuel mengaku mendengar ucapan tersebut.
Setelah mendengar ada keributan di rumah sebelah tempat keluarganya menginap, Samuel langsung menghampiri sumber suara.
Setelah menemui gerombolan polisi tersebut, Samuel marah, lantas mempertanyakan cara polisi datang ke rumahnya tersebut.
Baca Juga: Ketika Ibu Brigadir J Kesal Bentak Brigjen Hendra Kurniawan: Kamu Jenderal Enggak Usah Banyak Bicara
"Apakah seperti ini cara petugas masuk ke rumah orang?" ujar Samuel.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV