3 Buku Baru Buya Syafii Maarif, Kebangsaan dan Keumatan hingga Usulan Dijadikan Pahlawan Nasional
Sosial | 28 Oktober 2022, 05:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Maarif Institute meluncurkan tiga buku tentang pikiran almarhum Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii, Ketua PP Muhammadiyah periode 1998-2005, di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Ketiga buku tersebut berjudul "Bulir- Bulir Refleksi Sang Mujahid" (Kompas, 2022), "Indonesia Jelang Satu Abad, Refleksi tentang Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan" (Mizan, 2022), dan "Al-Quran Untuk Tuhan Atau Untuk Manusia?" (Suara Muhammadiyah, 2022).
Ketua Umum Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Ade Armando menilai karya dari Buya Syafii patut untuk dijadikan bahan refleksi.
Menurutnya buku yang memuat isu isu keislaman, kebangsaan, kemanusiaan dan juga memberi gambaran pengalaman bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa penting dalam rangka mensosialisasikan dan melanjutkan pemikiran Buya Syafii dalam konteks Keindonesiaan.
Baca Juga: Belajar Kesederhanaan dari Sang Guru Bangsa, Buya Syafii Maarif - ROSI
"Semoga buku ini bisa menyebarkan pemikiran Islam yang inklusif, toleran, moderat serta berpihak pada kemanusiaan, kenegaraan serta Keindonesiaan, utamanya di kalangan anak-anak muda millenial," ujar Ade saat diskusi.
Ade juga mendukung upaya Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Sijunjung untuk mengusulkan Buya Syafii Maarif untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah.
Menurut Ade semasa hidup Buya Syafii banyak memberikan sumbangsih pemikiran bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.
Tak hanya itu dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia ini menilai Buya Syafii bukan hanya dikenal sebagai tokoh nasional, tapi berskala global.
Baca Juga: Saat Buya Syafii Maarif Buka Media Sosial & Membaca Semua Hujatan Padanya - ROSI
"Beliau memang layak diusulkan sebagai pahlawan nasional karena semasa hidupnya banyak memberikan sumbangsih pemikiran bagi pembangunan dan kemajuan bangsa," ujar Ade saat diskusi.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV