Soal Perempuan Terobos Penjagaan Istana, Kemenag: Belajar Agama Nggak Boleh Setengah-Setengah
Peristiwa | 26 Oktober 2022, 15:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Menteri Agama Ishfah Abidal Aziz mengomentari teror tentang tindakan perempuan yang membawa senjata rakitan, menerobos penjagaan Istana Presiden sebagai akibat dari paham yang salah.
"Belajarlah agama secara sistematis dan benar-benar dari pihak yang memiliki otoritas agama," kata Ishfah, Rabu (26/10/2022) menukil Tribunnews.
"Belajar agama enggak boleh serampangan, belajar pendidikan keagamaan enggak boleh separo-separo, harus utuh, sistematis, dan bersumber dari pihak yang memiliki otoritas," imbuhnya.
Menurut Ishfah, hal itu mesti dilakukan agar tidak terjebak pada paham yang salah.
"Tiba-tiba belajar agama dari sumber-sumber yang tidak jelas. Sehingga terbentuk cara pandang yang tidak benar terkait dengan agama," terang Ishfah.
Baca Juga: Data BNPT Sebut Perempuan Penerobos Istana Pendukung Ormas Radikal dan Sering Unggah Soal Khilafah
Sebelumnya diwartakan oleh KOMPAS.TV, Siti Elina, perempuan berusia 24 tahun, menodongkan senjata api ke Paspampres dan coba menerobos masuk ke Istana Merdeka pada Selasa (25/10/2022).
Berdasar penelusuran jejak digital oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Elina diketahui kerap meng-upload propaganda khilafah di media sosial.
"Pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan, untuk mendapat informasi yang akurat terkait adanya aktor-aktor yang lain," kata Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid.
Baca Juga: Eks Danpaspampres Sebut Aksi Perempuan Terobos Istana Baru Pertama Kali, Diduga Rentetan Mabes Polri
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Tribunnews