Dinkes DKI: 12 Jam Anak Tak Kencing Segera Bawa ke RS, Jangan Tunggu Bengkak dan Sesak Napas
Kesehatan | 21 Oktober 2022, 13:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Dwi Oktavia mengatakan, para orang tua harus memperhatikan frekuensi buang air kecil anak sebagai gejala gagal ginjal.
Jika jumlah air seni berkurang secara signifikan dalam 24 jam, atau sampai tidak kencing sama sekali dalam 12 jam harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
"Itu menjadi tanda, terlebih jika tidak ada produksi air seni dalam 12 jam, maka itu sudah harus menjadi tanda untuk segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan dan konsultasikan dengan dokter, jangan sampai menunggu ada tanda kedaruratan seperti badan bengkak, penurunan kesadaran, atau sampai sesak napas, itu jangan sampai menunggu muncul," kata Dwi seperti dikutip dari Antara, Jumat (21/20/2022).
Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun meminta masyarakat untuk menggunakan obat dengan sediaan tablet dan suppositoria (melalui dubur) untuk mengantisipasi gangguan ginjal akut misterius pada anak.
Baca Juga: Wajib Tahu! Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak dan Cara Mencegahnya
"Suppositoria bisa diberikan misalnya demam tinggi, prinsipnya yang ditunda berbentuk sirup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," ujar Dwi.
Menurut dia, obat suppositoria digunakan apabila anak mengalami demam tinggi yang lebih cepat menurunkan demam. Kedua jenis obat itu bisa menjadi alternatif, lantaran saat ini pemerintah tengah melarang penggunaan obat sirup.
Dwi mengatakan, masyarakat tidak perlu panik tapi harus tetap waspada. Selain dengan obat dan suppositoria, ia meminta orang tua untuk memberikan kompres kepada anak untuk menurunkan demam dan memastikan kecukupan air.
"Terkait dengan situasi saat ini, kepada masyarakat kita Ingatkan agar mereka waspada tapi jangan sampai menjadi panik," ucapnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara