Polri: Kata Dokter Korban Kanjuruhan Meninggal Kekurangan Oksigen Bukan Gas Air Mata
Peristiwa | 10 Oktober 2022, 15:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengatakan korban tewas dan luka di dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, bukan dikarenakan gas air mata.
Sesuai keterangan sejumlah dokter yang menangani korban tragedi Stadion Kanjuruhan, kematian disebabkan karena kekurangan oksigen dan terinjak-injak.
Demikian Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).
“Dari penjelasan para ahli, dokter spesialis yang menangani para-korban, baik korban yang meninggal dunia, maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga penyakit mata, menyebutkan tidak satupun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata,” ujar Dedi.
Baca Juga: Mantan Hakim: Ferdy Sambo akan Kalah Telak di Persidangan, Pembunuhan Ini Dilakukan dengan Biadab
“Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukkan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada pintu 13, 11, 14, dan pintu 3.”
Dedi kemudian menuturkan, penggunaan gas air mata di Stadion Kajuruhan, Malang, sesungguhnya tidak berakibat kematian.
Pernyataan itu, lanjutnya, disampaikan berdasarkan dari keterangan dari Ahli Kimia dan Persenjataan sekaligus Dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Pertahanan, Mas Ayu Elita Hafizah dan Guru Besar Universitas Udayana yang juga Ahli di Bidang Oksiologi atau Racun Made Agus Gelgel Wirasuta.
“Gas air mata atau CS ini dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” ucap Dedi.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV