> >

Pengamat Politik: PDIP Masih Jalankan Strategi Wait and See untuk Pilih Capres 2024

Rumah pemilu | 9 Oktober 2022, 06:40 WIB
Burhanudin Muhtadi sebut tiga partai politik (parpol) yang bergabung dalam koalisi Indonesia Bersatu ingin mengunci partai lain di Pemilu 2024. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP PDI Perjuangan diyakini tidak mau tergesa-gesa menentukan calon presiden yang diusung dalam Pilpers 2024, setelah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, saat ini PDIP memainkan peran wait and see terkait siapa saja bakal calon presiden yang dimunculkan di publik dan hasil survei.

Menurut Muhtadi jika bakal calon yang muncul ini tidak kuat secara elektoral, tentu memberi keleluasaan PDIP untuk memilih capresnya. 

Baca Juga: Puan dan Airlangga Hartarto Ketemuan, Pengamat: Koalisi PDIP dan Golkar Terbuka Lebar

Sebaliknya jika parpol lain mengusung calon yang punya elektoral cukup kuat, maka PDIP akan merespons dengan optimal.

"Kalau bakal capres yang diusung partai lain menarik perhatian pemilih, PDIP mau tidak mau memakai kartu elektabilitas untuk menentukan siapa yang bakal diusung. Kalau tidak terlalu kuat mungkin ada hak istimewa ketum PDIP memilih calon yang diusung," ujar Muhtadi di program Kompas Malam KOMPAS TV, Sabtu (8/10/2022). 

Muhtadi menambahkan sikap menunggu dan mencermati ini juga dilandasi PDIP yang sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

Selain itu waktu pendaftaran capres-cawapres juga masih panjang, yakni Oktober 2023.

Baca Juga: Anies Baswedan Temui Ketum Partai Demokrat AHY, Sinyal Duet di Pilpres?

Menurut Muhtadi hingga saat ini belum ada partai politik yang memiliki syarat presidential threshold mendeklarasikan capres yang diusung. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU