Siaran TV Analog di Jabodetabek Batal Dimatikan Hari Ini, ATVSI: Masih Butuh Sosialisasi Masif
Sosial | 5 Oktober 2022, 18:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sekjen Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar mengungkapkan, alasan penundaan penghentian siaran TV analog di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), salah satunya adalah melihat kondisi riil atau kondisi objektif di masyarakat.
Menurut penjelasannya, berdasarkan data Nielsen tanggal 27 September 2022, masyarakat Jabodetabek belum siap untuk migrasi sepenuhnya dari televisi analog ke televisi digital alias suntik mati TV Analog (analog switch-off/ASO).
"Data Nielsen, dari populasi pemirsa televisi di Jabodetabek 21 juta itu baru, yang FTA itu baru 26% atau 7,2 juta, tapi kalau ditambah plus PTV yang digital ravi itu sekitar 40%," kata Gilang dalam konferensi pers, Rabu (5/10/2022).
Merujuk data tersebut, ATVSI menilai stasiun televisi masih memerlukan waktu untuk mengajak warga pindah ke siaran digital.
Tujuannya adalah supaya masyarakat segera beralih dengan cara memiliki set top box atau TV digital dan pada 2 November mendatang ASO Jabodetabek dapat terlaksana.
"Artinya kita memerlukan waktu paling tidak satu bulan ini untuk menggencarkan bersama Kominfo secara massif, sosialisasi supaya masyarakat segera beralih dengan cara memiliki STB atau pesawat televisi penerima siaran TV Digital," jelasnya.
"Itu kondisi realnya, toh waktunya dari Oktober ke November tidak sampai satu bulan, ya lebih baik waktu ini kita manfaatkan untuk menggencarkan sosialisasi dan fokus ke 2 November 2022."
Baca Juga: Kominfo Batal Suntik Mati Siaran TV Analog di Jabodetabek 5 Oktober, Kenapa?
Lalu apa saja bentuk sosialisasi ke masyarakat terkait suntik mati siaran TV analog?
Terkait hal ini, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti mengungkapkan sosialisasi dilakukan melalui berbagai platform, mulai dari kerja sama dengan berbagai media baik media mainstream, radio, televisi, media digital dan media cetak.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV