Parpol Dinilai Mulai Jualan Slogan "Wong Cilik" Jelang Pemilu 2024, Peneliti: Jargon Politik Belaka
Rumah pemilu | 29 September 2022, 14:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai politik (parpol) jelang pemilu 2024 mulai bicara tentang pelbagai narasi, salah satunya adalah terkait narasi 'wong cilik'. Narasi-narasi itu disebut sebagai jargon politik semata dan upaya meraih simpati.
Analisis itu diungkap Peneliti Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati perihal mulai ramainya jargon 'wong cilik' kembali dimainkan beberapa parpol.
Terkini, dalam pertemuan antara Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar pada Minggu (25/9) kemarin dua menyebut partai mereka masing-masing, PDI Perjuangan dan PKB adalah representasi partai rakyat jelata.
Menurut Wasisto, hal ini tidak lain sekadar jargon politik semata sebagai upaya komunikasi ke publik. Dan itu tidak tidak hanya dilakukan oleh PDI Perjuangan maupun PKB semata, tapi banyak partai lain yang melakukan jargon yang disebut nyaris serupa.
“Sebutan "wong cilik" itu secara simbolis merujuk pada kelompok warga negara yang mengalami kekurangan dari segi materi maupun status sosial sehingga mereka merasa inferior," ungkapnya saat dihubungi KOMPAS.TV Kamis (29/9/2022).
Baca Juga: Penjelasan PDIP Soal Video Viral Puan Maharani Cemberut saat Bagikan Kaos ke Warga
Soal partai yang menyebut diri wong cilik atau partai rakyat jelata ini, lanjut Wasis, harusnya tidak dlilihat dari kacamata struktural semata.
“Artinya memang ada permasalahan struktural dalam masyarakat yang menjadikan ada kelompok masyarakat yang tidak beruntung sehingga mereka disebut "wong cilik"," tambahnya.
"Saya pikir itu lebih pada jargon politik belaka apalagi PKB dan PDIP sendiri (sebagai contoh) juga parpol berbasis massa terutama di akar rumput pedesaan," paparnya.
"Tentu kedua parpol ini berusaha kembali ke akar dengan narasi itu (jelang pemilu),” tutupnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV